Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO JABAR - Proyek Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, menuai pujian dari Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bandara Kertajati dinilai bisa menjadi percontohan, baik dari segi pelaksana pembangunan, pembiayaan sampai cara mengatasi dampak sosial yang terjadi.
Kepala Dinas Kominfo Kulonprogo Rudiyatno menyampaikan hal itu saat berkunjung ke Pemerintah Kabupaten Majalengka, Kamis, 1 Maret 2018. Rombongan tersebut diterima Asisten Pemerintahan Kabupaten Majalengka Aeron Randi serta jajaran dan Direktur Umum dan Keuangan PT BIJB Muhamad Singgih.
"BIJB ini luar biasa. Ini PT baru tapi bisa melaksanakan pembangunan bandara secara terstruktur lancar dan efisiensi biaya. Ini inspirasi bagi pemerintah Kulonprogo untuk bisa mengambil beberapa manfaat yang diperoleh dari PT BIJB ini," kata Rudiyatno.
Di Kulonprogo, PT Angkasa Pura I kini tengah membangun bandara baru yakni, New Yogyakarta International Airport (NYIP). Namun sekarang, kata Rudiyatno, adalah masalah pembebasan lahan. Permasalahan serupa juga sempat dialami Bandara Kertajati dua tahun lalu.
Meski awalnya ada penolakan dari warga, namun setelah dilakukan pendekatan persuasif, warga memahaminya dan pembangunan Bandara Kertajati bisa dilanjutkan. Saat ini pembangunanya sudah mencapai 88 persen dan diproyeksikan beroperasi pertengahan 2018.
"Saya kira (Bandara di Kulonprogo) pendekatan persuasifnya masih harus ditingkatkan. Kemudian harus kita selalu berikan informasi bahwa kehadiran bandara itu bisa selalu memberikan manfaat," kata Rudiyatno.
Dari pola pembiayaan Rudiyatno juga cukup terkejut sebab nilai investasi pembangunan bandara bertaraf internasional hanya menelan Rp 2,6 triliun. Sementara NYIP, untuk kebutuhan ganti rugi saja menelan biaya sekitar Rp4,13 triliun.
"Ini luar biasa. Karena baru mengeluarkan dana Rp 2,6 triliun. Padahal pembangunan fisik bandara sudah hampir jadi," ujarnya.
Muhamad Singgih mengakui, permasalahan yang dialami saat memulai pembangunan Bandara Kertajati sendiri tidak jauh berbeda dengan Bandara di Kulonprogo. Salah satu komitmen PT BIJB adalah menyerap tenaga kerja dari warga sekitar bandara. Hampir separuh kebutuhan tenaga Aviation Security (Avsec) yang diserap Bandara Kertajati memberdayakan warga sekitar. Perekrutan tersebut dilakukan bertahap sampai pengoperasian bandara nanti.
"Yang pasti hubungan dekat PT BIJB dengan stakeholder dan cara berkomunikasi dengan masyarakat. Koordinasi bagaimana tenaga kerja lokal bisa diserap. Ada kerjasama lintas instansi di mana PDAM Majalengka menjadi sumber air agar ada kesamaan dengan pemerintah setempat," ujarnya.
Proses pembanguan fisik Bandara Kertajati dimulai sejak Desember 2015. Dari tiga paket pengerjaan untuk sisi darat, hanya tinggal area terminal yang masih belum selesai 100 persen dikerjakan PT BIJB. Sedangkan untuk penunjang operasional bandara berupa incenerator, meteorologi, grand water tank, jalan kawasan, sub station dan perangkat keamanan kebakaran bandara sudah mencapai 93,7 persen.
Untuk pembangunan sisi udara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan sudah 100 persen selesai. Pekerjaan itu meliputi runway dengan panjang 2.500 meter, taxi way, apron dan Air Trafic Control (ATC). (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini