Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus memperkuat infrastruktur digital untuk menjamin kenyamanan dan keamanan nasabah. Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo, mengatakan kecenderungan masyarakat bertransaksi digital menjadi semangat utama menciptakan layanan yang cepat, efektif, dan aman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Indra, upaya itu dilakukan untuk mencapai visi BRI sebagai The Most Valuable Banking Group In South East Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025. “BRI menyadari perubahan perilaku konsumen bergerak begitu cepat di era digitalisasi ini,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank Indonesia memperkirakan nilai transaksi digital banking bakal mencapai sekitar Rp50 kuadriliun atau Rp49.733 triliun pada 2022. Transaksi digital kini menjadi pilihan konsumen karena cepat dan aman serta ditunjang banyak merchant yang menyediakan pembayaran non-tunai.
Menurut Indra, nasabah memerlukan layanan lengkap yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja atau sudah tidak ada lagi batasan ruang dan waktu. “Untuk itu kami terus beradaptasi dengan menghadirkan layanan yang customer centric,” ujarnya.
Inovasi berorientasi customer centric yang dilakukan BRI menuai respon positif dari nasabah. Nilai dan volume transaksi digital banking bisa tumbuh 249,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2021.
Financial Super App BRImo menjadi salah satu produk digital yang mengalami pertumbuhan pesat. BRImo mencatatkan total pengguna hingga 14,15 juta pengguna per akhir 2021.
Selama tahun lalu, laju transaksi tumbuh 66,24 persen yoy menjadi 1,27 miliar transaksi pada periode yang sama. Lonjakan transaksi ini berbanding lurus dengan nilai transaksi di BRImo internet banking yang tumbuh 119,26 persen yoy menjadi Rp3,17 triliun.
“Kami akan terus memperkaya fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah pada layanan BRImo. Kami mengembangkan financial super app sebagai solusi holistic perbankan hanya dalam genggaman tangan saja,” kata Indra.
Adapun layanan BRI Application Programming Interface (BRIAPI) membukukan sales volume triple digit pada 2021. Layanan digital tersebut mencatatkan sales volume sebesar Rp174,5 triliun atau meroket 305,8 persen yoy.
Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi BRI untuk agresif menjalin kemitraan untuk implementasi BRIAPI. Saat ini ada 386 mitra perusahaan digital seperti e-commerce, fintech, ride hailing, API enabler, health tech, hingga perusahaan nondigital seperti institusi pendidikan dan lembaga pemerintahan yang telah terjangkau oleh layanan BRIAPI.
Tidak hanya itu, BRI juga menjembatani nasabah yang belum familiar dengan digitalisasi agar tetap bisa memperoleh layanan keuangan. Komitmen ini diwujudkan melalui peran AgenBRILink yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.
Kinerja Agen BRILink dalam melayani kebutuhan perbankan nasabah pun tercatat melebihi target. Volume transaksi melalui AgenBRILink berhasil mencapai Rp 1.002 triliun per November 2021 atau melebihi target tahunan yang sebesar Rp1.000 triliun.
Indra mengatakan BRI menerapkan konsep hybrid bank untuk menjangkau beragam karakteristik nasabah di Indonesia. Dalam implementasi hybrid bank, perseroan menerapkan prinsip phygital atau physical and digital. “Keduanya merupakan paduan keunggulan layanan fisik secara langsung dan tentunya secara digital,” tuturnya.