Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Dua ekor Rusa Timor (Rusa timorensis Blainville) telah lahir dari dua induk berbeda dalam selang waktu empat hari pada akhir Februari lalu di Penangkaran Kampus Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bogor. Pada akhir tahun lalu, ANARA, anakan Anoa, juga telah dilahirkan di Balai Litbang LHK Manado.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Satu ekor anak rusa berjenis kelamin betina lahir hari Sabtu, 24 Februari 2018, dan seekor lainnya yang lahir hari Rabu, 28 Februari 2018, masih belum dapat diidentifikasi jenis kelamin maupun informasi lainnya," tutur Agus Justianto, Kepala BLI KLHK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun belum diberi nama, Agus memastikan bahwa kedua anak rusa tersebut dalam keadaaan sehat. Adapun anak rusa yang pertama yang lahir memiliki berat badan 3,6 kilogram, panjang badan 40 centimeter, tinggi pundak 37 centimeter, dan lingkar dada 35 centimeter.
"Dengan kelahiran anak rusa ini, populasi Rusa Timor di Kampus BLI Bogor saat ini mencapai tujuh individu, terdiri dari tiga jantan (dua remaja dan satu dewasa), dan dua individu betina dewasa, dan dua individu anak rusa," ujar Agus.
Anak rusa yang lahir lebih dulu merupakan generasi kedua dari induk dengan nomor tagging DMG-F-1-230610. Pada 11 bulan sebelumnya, sang induk melahirkan anak pertama yang diberi nama Silet. Berbeda dengan Silet yang lahir pada siang hari, generasi kedua ini lahir pada malam hari, sehingga proses kelahirannya tidak diketahui.
Sementara, Kepala Pusat Litbang Hutan KLHK Kirsfianti L. Ginoga mengutarakan tujuan penangkaran rusa ini adalah untuk pelestarian ex-situ, dan sebagai edukasi bagi masyarakat, selain sebagai obyek penelitian. "Penangkaran ini sudah sesuai dengan prosedur yang disarankan oleh Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Kami juga menyediakan advis teknis dan pembimbingan tentang penelitian penangkaran rusa,” katanya.
Berdasarkan keterangan peneliti Pusat Litbang Hutan KLHK Mariana Takandjandji, interval kelahiran generasi pertama dan kedua berselang 11 bulan karena lama bunting pada rusa 8,38 bulan. "Kebuntingan mulai terjadi pada pertengahan bulan Juli dan umur anak pertama telah mencapai sekitar 4,0 bulan. Umumnya, rusa disapih pada umur empat bulan," ucapnya.
Mariana menyampaikan rusa yang berada di penangkaran umumnya melahirkan pada sore hari menjelang malam, sesuai dengan sifat alaminya yang nokturnal atau aktif di malam hari. "Hasil perhitungan tercatat bahwa yang lahir pada pagi hari sekitar 11,6 persen; siang hari sebesar 32,56 persen, dan sore menjelang malam sebesar 55,8 persen," tuturnya.
Selain di Kampus Gunung Batu, BLI juga memiliki Pusat Penangkaran Rusa Timor di Hutan Penelitian (HP) Dramaga, Bogor, yang dibangun tahun 2008. Awalnya, populasi Rusa Timor di penangkaran seluas 7 hektare ini berjumlah 9 ekor saja, terdiri dari 5 jantan dewasa dan empat betina yang diperoleh dari hasil penangkaran di Haurbentes, Jasinga, Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi, dan Taman Safari Indonesia. Saat ini, Rusa Timor yang berhasil ditangkarkan mencapai lebih dari 50 ekor.
Puslitbang Hutan telah berhasil menangkarkan rusa timor sampai keturunan ke-2 (F2). Keberhasilan penangkaran rusa timor di HP Dramaga ini juga mendorong lembaga lain untuk menerapkan teknologi penangkaran rusa timor yang dilakukan oleh BLI. Teknologi ini sudah diaplikasikan pula di Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur NTT, Tahura Sultan Adam Kalimantan Selatan, dan Taman Buru Masigit Kareumbi Jawa Barat. (*)