Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS - Film horor "Mariara" karya putra-putri Manado, Sulawesi Utara, akan tayang perdana di Cinema XXI, November 2024. Film yang mengambil lokasi di sejumlah daerah di Sulawesi Utara itu disutradarai Veldy Reynold dan produser Merdy Rumintjap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah menunggu kurang lebih 5 tahun akhirnya film layar lebar produksi perdana dari Gorango Production, yang bermarkas di Manado, selesai merampungkan seluruh proses produksinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mungkin Mariara ini salah satu film terlama yang dibuat di Indonesia. Mulai dari persiapan atau pra produksi sejak 2018, proses syuting pada 2019, dan proses produksi di awal 2024. Produksi film ini sempat mengalami kemacetan karena ada beberapa adegan harus dilakukan kembali," kata Merdy Rumintjap, di Jakarta, Selasa, 9 September 2024.
Merdy mengatakan, penyebab lamanya produksi film ini dikarenakan banyak kendala, yakni medan lokasi syuting yang terlalu berat hingga kendala pandemi Covid-19, membuat film ini sempat terhenti begitu lama. “Meski ada banyak sekali halangan, namun tekad kami sangat kuat untuk membuat karya dan memperkaya khasanah perfilman nasional dari Sulawesi Utara,” katanya.
Selain kendala pandemi Covid-19, ditengah proses syuting juga ada sejumlah pemain dan pemeran film ini yang sudah meninggal dunia, sehingga harus dilakukan sejumlah penyesuaian agar film ini bisa dilanjutkan.
Merdy juga tak menampik adanya kendala-kendala yang sifatnya mistis, karena kata "Mariara" ini seharusnya tidak dibicarakan di tempat umum. “Memang setiap kali kami ingin menuntaskan film ini, selalu ada saja kendala yang datang. Seperti ada pemain yang tidak mau lagi melanjutkan syuting, padahal scene-nya sudah banyak yang ditake. Bahkan ketika di post production, sering sekali terjadi file error tanpa sebab,” ujar Merdy.
Ia menjelaskan, berkat doa dan dukungan dari masyarakat Sulawesi Utara dan masyarakat pecinta film Indonesia, akhirnya film yang sempat disutradari juga oleh mendiang Jeffrey Luntungan, bisa tuntas diproduksi dan tayang di jaringan XXI dengan baik.
“Kami memberikan apresiasi besar kepada XXI yang sudah melihat secara obyektif film ini, yang meskipun diproduksi oleh anak-anak daerah dengan konten materi kearifan lokal, namun XXI sangat terbuka dan obyektif memberikan ruang untuk berkembangnya perfilman nasional dari daerah,” kata Merdy.
Dari sisi konsep cerita, film "Mariara" film bergenre horror thriller, yang mengambil latar belakang budaya Minahasa yang sarat dengan nuansa Kristen. Film ini juga menawarkan alternatif tontonan yang berbeda dari biasanya, karena disajikan menggunakan bahasa melayu Manado dengan subtitle bahasa Indonesia. Film berdurasi 1 jam 37 menit ini digarap dengan tempo yang cukup cepat untuk menampilkan thriller yang sesungguhnya. Sinopsis film ini bercerita tentang praktek ilmu hitam di salah satu kampung di tanah Minahasa, yang ternyata berada dibalik pelayanan gereja.
Menurut sutradara Veldy Reynold, film "Mariara" digarap dengan menggunakan struktur cerita multiplot. Sehingga film ini memancing logika berpikir dari penonton, meski penyajiannya cukup sederhana dengan perpindahan scene yang cepat. (*)