Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Alasan Serial Zona Merah Gunakan Istilah Mayit Ketimbang Zombi

Sutradara serial Zona Merah mengungkap alasan di balik penggunaan istilah mayit daripada zombi.

9 Oktober 2024 | 10.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara serial Zona Merah, Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa mengungkapkan alasan penggunaan istilah mayit ketimbang zombi dalam serial terbaru mereka. Keduanya menjelaskan, proses pengambilan keputusan tersebut melalui pertimbangan yang matang dan refleksi budaya setempat.

Menggali Istilah yang Lebih Melokal pada Serial Zona Merah

Fajar Martha Santosa menegaskan pentingnya memilih istilah yang lebih dekat dengan budaya lokal. Menurutnya, film zombi di dunia mempunyai terminologi sendiri. Sama seperti Zona Merah, mereka mencoba mencari kata yang tepat untuk mengganti zombi. Istilah zombi yang dikenal sebagai bagian dari budaya barat, dirasa kurang cocok jika digunakan tanpa perubahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Di Indonesia, kata ganti buat mayat itu mayit. Kenapa nggak kita coba kata itu?” ujar Fajar, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa, 8 Oktober 2024. Sineas kelahiran 1985 itu menyatakan bahwa penting untuk menghadirkan elemen lokal dalam cerita mereka, sehingga penonton dapat merasa lebih terhubung dengan narasi.

Kultural Jawa dalam Istilah Mayit

Sidharta Tata menambahkan, pemilihan kata mayit juga berakar dengan unsur budaya yang disisipkan dalam cerita. Terutama latar tempat yang berada di sebuah desa fiktif bernama Rimbalaya, Jawa Tengah. “Ini ‘kan ngomongin soal Jawa Tengah, kultur mereka berbahasa Jawa,” kata Tata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sutradara film horor yang dirilis 2024 Malam Pencabut Nyawa dan Sakaratul Maut itu merinci, dalam kehidupan sehari-hari, orang Jawa sering kali secara spontan menyebut mayit ketika melihat mayat—atau makhluk yang bangkit dari kematian. “Kalau orang Jawa kan bilang ‘Mayit, mayit’ gitu,” ungkapnya. Menurutnya, istilah tersebut lebih natural untuk diangkat dalam konteks budaya lokal.

Serial Zona Merah mengisahkan petualangan seorang perempuan bernama Maya (diperankan Aghniny Haque) dalam mencari adiknya yang hilang selama wabah mayat hidup di sebuah desa fiktif bernama Rimbalaya. Wabah tersebut tidak hanya menghadirkan horor seperti zombi, melainkan juga misteri seputar Cawan Hantu atau bunga bangkai yang dipercaya sebagai sumber segala malapetaka.

Disutradarai oleh Sidharta Tata bersama Fajar Martha Santosa, Zona Merah merupakan serial besutan Screenplay Pictures. Selain Aghniny Haque, serial ini juga diperankan oleh Andri Mashadi, Lukman Sardi, Devano Danendra, Maria Theodore, Ruth Marini, hingga Ratna Riantiarno. Zona Merah dijadwalkan tayang secara eksklusif di Vidio pada 8 November 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus