Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terletak di Bangoan, Tulungagung, Jawa Timur, Bangoan Bumi Lestari Collection Center merupakan salah satu kontributor bahan baku botol air mineral Danone-Aqua berbahan plastik daur ulang terbesar. Di tempat ini, botol-botol bekas pakai berbahan plastik jenis PET yang dikumpulkan dari berbagai wilayah, diproses menjadi bahan siap olah. Tak semua botol bekas pakai berbahan plastik PET dapat disiapkan menjadi bahan baku kemasan air mineral Danone-Aqua. Syarat utamanya, botol bekas pakai tersebut harus berwarna bening serta bebas bahan kontaminan dari berbagai bentuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bangoan Bumi Lestari Collection Center menjadi salah satu fasilitas pengumpulan yang menjadi garda terdepan sistem ekonomi sirkular. Danone-Aqua mengembangkan prinsip ekonomi sirkular sebagai bentuk dukungan nyata terhadap komitmen pemerintah mengurangi sampah ke laut hingga 70 persen pada 2025. Berdasarkan data dari Indonesia National Plastic Action Partnership, yang dirilis April 2020, setiap tahun Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9 persennya, atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut. Indonesia juga disebut sebagai negara yang menyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendekatan ekonomi sirkular dengan menggunakannya kembali maupun mendaur ulang plastik pasca konsumsi untuk menjadi bahan baku untuk dibuat produk baru diyakini mampu mengurangi jumlah sampah plastik. Tidak hanya dapat menjadi solusi bagi permasalahan sampah di Indonesia, ekonomi sirkular juga memberikan mata pencaharian bagi mereka yang menjadi bagian dari rantai nilai daur ulang, yang saat ini mencapai lebih dari 5 juta orang di Indonesia.
Danone-Aqua berupaya mewujudkan prinsip ekonomi sirkular lewat gerakan #BijakBerplastik. DIluncurkan pada 2018 lalu, #BijakBerplastik fokus kepada tiga komitmen untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi konsumen terkait pengelolaan sampah, dan inovasi kemasan produk.
PT Tirta Investama (Danone-Aqua ) merupakan pelopor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan Minuman Ringan di Indonesia. Awalnya bisnis air minum ini dibangun oleh pengusaha Indonesia bernama Tirto Utomo di sebuah pabrik di Pondok Ungu Bekasi pada 1973. Bisnis air minum di bawah bendera PT Aqua Golden Mississippi ini seiring berjalannya waktu semakin berkembang dengan beragam inovasi. Pada 1983, Aqua meluncurkan inovasi produk berupa galon yang kemasannya dapat digunakan kembali. Kemudian pada 1993, Aqua memelopori program daur ulang Aqua PeduliI untuk memastikan limbah kemasan terdaur ulang dengan baik.
Pada 1998, perusahaan multinasional asal Perancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte, mengakuisisi mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi. Tirto Utomo sendiri masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama. Di Indonesia sendiri, unit usaha Danone meliputi tiga kategori utama, yaitu minuman (AMDK, minuman ringan non karbonasi, dan minuman teh), Nutrisi untuk Kehidupan Awal (Nutricia dan Sarihusada), serta nutrisi medis.
Selama hampir 50 tahun, Danone-Aqua berusaha untuk menyebarkan kebaikan kepada masyarakat dengan menyediakan hidrasi sehat dan menjaga keberlanjutan alam. Hal ini sejalan dengan visinya, “One Planet, One Health, bahwa perusahaan percaya percaya bahwa kesehatan masyarakat ditentukan dari gaya hidup dan lingkungan yang sehat. Tak heran bila perusahaan ini menjadi perusahaan fast moving consumer good (FMCG) pertama di Indonesia yang bersertifikasi B-Corp, yaitu standar tertinggi terhadap kinerja sosial dan lingkungan, transparansi dan akuntabilitas.
Terkait #BijakBerplastik, gerakan ini dieksekusi melalui beragam kegiatan. Mulai dari menyebarluaskan konten edukasi program, acara talkshow yang menghadirkan para pakar, berkolaborasi dengan komunitas dan pihak terkait, hingga program yang mendorong keterlibatan audiens untuk terjun mengatasi masalah sampah plastik. Danone Aqua misalnya pernah berkolaborasi dengan desainer Felicia Budi yang mendaur ulang botol plastik untuk dijadikan kain.
Untuk mengetahui sejauh mana dampak gerakan #BijakBerplastik terhadap lingkungan maupun perubahan gaya hidup masyarakat, Danone-Aqua menggandeng Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB-UI) melakukan studi secara independen. Kajian atas Gerakan #BijakBerplastik dibedakan dalam tiga kategori, yaitu dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial, serta menggunakan pendekatan survei dengan total 200 responden di wilayah DKI Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bali.
Hasilnya menggembirakan. Survei menunjukkan bahwa gerakan ini diestimasi berkontribusi menurunkan jumlah sampah yang dibakar dan dapat menghindari emisi hingga mencapai 36.369 ton CO2. Responden partisipan Gerakan #BijakBerplastik juga memiliki pemahaman lebih baik mengenai dampak dari pengurangan dan penanganan sampah plastik terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dibandingkan dengan kelompok responden non-partisipan.
Ketiga pilar #BijakBerplastik yaitu Pengumpulan, Edukasi, dan Inovasi berhasil menempatkan Danone-Aqua sebagai satu-satunya perusahaan produsen minuman yang menggunakan bahan-bahan daur ulang hingga 25% dalam seluruh produknya. Danone-Aqua menargetkan pada 2025, dapat mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang digunakan, mengedukasi 100 juta konsumen, memastikan 100 persen kemasan minuman dapat digunakan ulang untuk kompos, dan meningkatkan kandungan material daur ulang dalam botol menjadi 50 persen.
Lebih dari itu, gerakan #BijakBerplastik juga mendukung usaha inklusivitas ekosistem pengelolaan sampah bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan nilai tambah yang menghasilkan dampak sirkular serta pertambahan nilai. Untuk mencapai target-target tersebut, Danone-Aqua telah melakukan berbagai inisiatif, di antaranya membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) bersama Pemerintah Kabupaten Lamongan, menyusun modul pembelajaran Sampahku Tanggung Jawabku untuk anak SD dan buku cerita untuk TK, serta terus melakukan riset dan uji coba untuk inovasi kemasan yang lebih ramah lingkungan.