Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Kenali Kandung Kemih Overaktif dan Penanganannya

Kandung kemih overaktif terjadi karena kandung kemih sudah memberikan respons pada otak untuk buang air kecil, sebelum tempat mengumpulkan air kencing terisi maksimal.

12 Desember 2019 | 19.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO BISNIS — Kesehatan urologi kadang luput dari perhatian dan baru disadari ketika terjadi keluhan. Salah satunya adalah kandung kemih overaktif atau sulitnya menahan buang air kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kandung kemih overaktif atau overactive bladder (OAB) mungkin bukan masalah kesehatan yang membahayakan, tapi jika sudah kronis, akan menggangu aktivitas hingga kinerja seseorang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika kronis, pasien bisa kencing setiap 15 menit sekali,” kata dokter spesialis urologi, dr I Putu Gede Sanjaya, Sp.U, saat acara diskusi Ngobrol@Tempo di Lippo Mall Plaza Sunset, Badung, Jumat, 6 Desember 2019.

Dokter yang praktek di RSUD Mangusada, Badung, Bali dan RS Siloam, Bali ini menerangkan, banyak pasien yang menganggap kandung kemih overaktif adalah hal normal seiring bertambahnya usia. Namun, menurutnya hal tersebut adalah gangguan kesehatan.

Selama praktik, dr Gede pernah menemukan pasien berusia 30 tahun yang mengalami keluhan kesehatan kandung kemih overaktif. Ia menyebutkan, belum tahu penyebab pasti dari gangguan kesehatan ini. Namun bisa karena faktor genetik. “Pasiennya adalah perempuan,” katanya.

Pada pasien pria, kandung kemih overaktif biasanya disertai dengan keluhan kesehatan lain seperti masalah prostat.

Kandung kemih overaktif merupakan kondisi di mana pasien buang air kecil secara tidak normal. Normalnya, manusia pipis setiap empat hingga enam jam. Hal ini terjadi karena kandung kemih sudah memberikan respons pada otak untuk buang air kecil, padahal tempat mengumpulkan air kencing ini belum terisi maksimal. Pada kasus OAB, jumlah kencing yang dikeluarkan sedikit. “Bisanya bisa menampung antara 400 hingga 600 cubic centimeter (CC),” kata dr Gede.

Hingga saat ini, penyebab pasti kandung kemih overaktif belum diketahui. Tapi, seiring bertambahnya usai seseorang, biasanya akan timbul keluhan kesehatan ini. “Pasien saya usianya rata-rata di atas 50 tahun,” katanya.

Pasien dengan kandung kemih overaktif mengalami keluhan di antaranya rasa ingin kencing yang terus menerus atau sulitnya menahan kencing atau urgensi dan sering kencing saat malam hari atau nokturia.

Untuk pengobatannya, dr Gede menekankan pada pola hidup sehat, rutin berolahraga, mengurangi rokok serta menghindari makanan dan minuman yang dapat memperberat OAB.

“Pada pasien urgensi saya juga berikan terapi menahan kencing. Ada juga rangsangan pada saraf,” ujarnya.

Selain itu, diberikan juga obat-obatan yang bisa menimbulkan rileksasi pada kandung kemih, sehingga tidak buru-buru mengirim sinyal ke otak untuk kencing.

Ia menjelaskan, kandung kemih overaktif membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa sembuh atau kembali normal. “Bisa beberapa bulan,” ujarnya. Jika kondisi pulih, tapi pasien tidak menjaga pola hidup sehat, OAB berpeluang besar muncul kembali.

Pada penderita kandung kemih overaktif sebaiknya menghindari minum kopi atau teh, minuman mengandung alkohol serta mengurangi rokok dan menghindari makanan pedas.

“Kafein dalam kopi atau teh bisa meningkatkan keinginan untuk kencing dan rokok bisa membuat kandung kemih iritasi,” katanya. Pada minuman beralkohol terdapat zat diuretik yang membuat ginjal mengeluarkan cairan lebih banyak.

Para penerima doorprize di acara Ngobrol @tempo bersama Confidence dan RS Siloam tentang waspada kandung kemih overaktif di Lippo Plaza Sunset, Kuta, Bali, 6 Desember 2019. (TEMPO/STR/Johannes P. Christo)

Head Marketing Siloam Hospital Bali, dr Nyoman Netty Santyari Gedra, mengatakan jika urologi termasuk lima besar kasus yang paling banyak ditangani di rumah sakitnya. “Dan kasus ini biasanya diikuti dengan keluhan lain,” ujarnya. Dia menyebutkan, RS Siloam Bali memiliki dua dokter spesialis urologi. 

Melihat kebutuhan atau tren kasus urologi ini, Brand Manager Adult Care, Agung Husain, yang juga hadir di acara diskusi ini, mengatakan popok dewasa dapat menjadi solusi tepat bagi penderita OAB, jadi tidak perlu memaksakan menahan buang air kecil. Produk popok Confidence dari PT Softex Indonesia tersedia dalam tiga tipe, yaitu tipe perekat, tipe celana, dan tipe pads

Untuk mengatasi masalah Inkontinensia berat, Confidence menghadirkan produk terbaru yang pertama di Indonesia, yaitu Confidence Day & Night. Kesadaran akan aktivitas siang dan malam berbeda, maka kebutuhannya juga berbeda.

“Untuk kebutuhan siang hari, Confidence Classic Day dengan 4 kali daya serap membuat permukaan tetap kering sehingga nyaman di siang hari. Sedangkan untuk malam hari, Confidence Classic Night dengan 6 kali daya serap, ekstrak aloe vera untuk mencegah iritasi dan pelindung samping untuk bebas bocor, sehingga pengguna nyaman 24 jam,” ucap Agung. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus