Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Membumikan Pancasila di Bulan Bung Karno

PDI Perjuangan memperingati Hari Lahir Pancasila. Berbagai kegiatan digelar memperingati Hari Pancasila. 

2 Juni 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, bersama Bendahara Umum PDI Perjuangan, Olly Dondokambey.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, bersama seluruh keluarga besar partai berlambang banteng moncong putih rutin memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni setiap tahun. Peringatan tersebut bertepatan dengan pidato Proklamator Indonesia Sukarno atau Bung Karno di sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bendahara Umum PDI Perjuangan, Olly Dondokambey, mengatakan Pancasila bukan hanya falsafah, landasan dan pemersatu, tapi juga jiwa bangsa. "The way of life dan ideologi geopolitik dunia," kata Olly, Jumat, 31 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olly menjelaskan PDI Perjuangan memaknakan Hari Lahir Pancasila pada spirit kelahirannya sesuai dengan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang telah diterima secara aklamasi dalam sidang BPUPK. "Seluruh makna filosofis dari setiap sila yang dijalankan partai. Pancasila memuat visi bangsa yang diwujudkan dengan jalan Trisaksi," ujar Gubernur Sulawesi Utara ini.

Menurut Olly, skala prioritas pembumian Pancasila saat ini adalah masalah keadilan, yakni keadilan ekonomi, politik dan pentingnya kesetaraan warga negara. "Dalam perspektif haluan negara, Pancasila harus dijabarkan dalam pola pembangunan semesta dan berencana," kata dia. 

Karena itu, PDI Perjuangan menjadikan bulan Juni sebagai bulan Bung Karno, karena 1 Juni lahirnya Pancasila, 6 Juni lahirnya Bung Karno dan 21 Juni wafatnya Bung Karno. "Berbagai kegiatan dilakukan mulai dari diskusi tentang bagaimana Pancasila dijabarkan dalam kebijakan pemerintahan; berbagai kegiatan kebudayaan, olah raga, seni, lomba karya tulis serta festival desa dan lainnya kegiatan yang melibatkan anak-anak muda," ucap Olly. 

PDI Perjuangan juga sedang merancang strategi komunikasi dengan melibatkan anak-anak muda. Seperti sejarah lahirnya Pancasila, falsafah dan cita-cita membangun persaudaraan dunia disampaikan dengan cara-cara kreatif, inovatif dan menggunakan media sosial. 

Olly mengatakan Pancasila selalu relevan dengan kondisi bangsa dan perkembangan dunia yang begitu cepat. "Bagi para pemuda, Pancasila mengandung spirit untuk kuasai iptek, riset dan inovasi bagi kemajuan bangsa," ucap Ketua DPD PDI Perjuangan Sulawesi Utara ini.

Dia menilai saat ini semangat kebangsaan sedang menurun karena identitas kedaerahan, agama, dan ketertinggalan bangsa. "Diperlukan strategi kebudayaan untuk membangunkan spirit juang. Kuncinya pendidikan, kesehatan, supremasi hukum dan meritokrasi," ujarnya. 

Sebenarnya, Olly melanjutkan, banyak negara lain yang Pancasilais meskipun tidak berideologi Pancasila. Singapura, Norwegia, dan Uni Emirat Arab bisa menjadi contoh. "Kuncinya, satu kata dan perbuatan, serta semangat juang,” kata dia. 

Selain itu, sistem pemerintahan harus memastikan setiap warga negara diperlakukan sama, sistem meritokrasi dan sistem hukum yang berkeadilan. “Pendidikan dan kemajuan menjadi kunci kemajuan suatu bangsa," ucap Olly. 

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus