Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

Pos Indonesia Salurkan Bansos PKH dan Sembako Tahap III di Boyolali

Mekanisme penyaluran bansos yang diterapkan Kantor Pos KC Boyolali yakni dibayarkan di kantor pos dan door to door.

4 Oktober 2024 | 22.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Kementerian Sosial Republik Indonesia menyalurkan Bantuan sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos Sembako pada September 2024. Penyaluran ini rutin disalurkan setiap tiga bulan sekali melalui mitra kerja. Salah satu mitra penyalur adalah PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND. Pos Indonesia menyalurkan bansos tersebut di sejumlah wilayah, yang salah satu di antaranya berada di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Executive Manager Pos Indonesia Kantor Cabang (KC) Boyolali Ahmad Fazil menjelaskan, bahwa pada penyaluran Bansos PKH dan Sembako tahap III ini, alokasinya sama seperti tahap I dan II, yaitu disalurkan kepada 17.345 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah persiapan dilakukan Kantor Pos KC Boyolali, untuk memaksimalkan proses penyaluran bansos agar tiba tepat waktu di tangan KPM.

“Persiapan sebelum penyaluran PKH dan Sembako, terutama yang berkaitan dengan data. Data yang diterima dari Kementerian Sosial, kemudian diolah dan disiapkan dokumen pra-penyaluran, yaitu daftar nominatif (danom) yang akan menjadi bukti penyerahan dana kepada KPM,” kata Ahmad.

Selanjutnya, Kantor Pos KC Boyolali akan memetakan lokasi penyaluran untuk mempersiapkan tenaga juru bayar. “Persiapan lainnya dari sisi man power. Kami mapping berapa kebutuhan man power yang dibutuhkan. Juga mapping komunitas dan keperluan untuk penyerahan secara door to door, yaitu pengantaran bansos oleh petugas pos ke rumah KPM,” kata Ahmad.

Adapun mekanisme penyaluran bansos yang diterapkan Kantor Pos KC Boyolali yakni dibayarkan di kantor pos dan door to door. Untuk door to door dilakukan bagi KPM yang sedang sakit, berusia lanjut, atau disabilitas.

“Mekanisme penyaluran kami ada dua, yang paling banyak komunitas. Kami bayarkan di kantor cabang pembantu (KCP) di beberapa titik bagi. Di Boyolali ada 18 KCP. Selain itu kami juga melakukan pembayaran secara door to door untuk KPM yang tidak mungkin hadir di lokasi pembagian,” ucapnya.

Menurut Ahmad, selama proses menyalurkan bansos ke tangan penerima, tak ada hambatan maupun kesulitan yang dialami. “Hanya ada satu hal yang cukup menantang yaitu kaitannya dengan penggunaan aplikasi. Di Boyolali ada beberapa daerah yang sulit sinyal, sementara kami sudah membagikan bantuan ini secara digital. Semua terekam di dalam sistem yang dinamakan PGC. Dan sistem itu membutuhkan sinyal yang kuat,” jelasnya.

Ahmad berharap dengan kesiapan sumber daya dan dukungan teknologi digital yang dimiliki Pos Indonesia, pemerintah akan selalu menjadikan Pos Indonesia sebagai mitra pengantaran bantuan.

“Kami selalu optimis dan siap menjalankan penugasan penyaluran bantuan sosial. Harapannya dapat full digital karena mekanisme penulisan bukti serah bisa dilakukan secara digital. Saya rasa hal itu akan membantu kami dan tim auditor juga untuk memastikan kesesuaian penyaluran bansos,” tuturnya.

Kelancaran pengantaran bansos hingga ke tangan penerima, tak lepas dari peran sentral petugas juru bayar. Sebagai ujung tombak pengantaran bantuan, tentu tanggung jawab yang diemban petugas juru bayar tak main-main.

Sunardi, petugas juru bayar penyaluran bansos di KC Boyolali, mengatakan,”Banyak suka duka selama saya menjadi petugas juru bayar. Sukanya, bisa berinteraksi dengan masyarakat, bisa tahu kegiatan masyarakat di Boyolali. Kalau dukanya itu terkait data. Kadang di data penerima ada alamat yang tidak jelas. Solusinya saya berkoordinasi dulu dengan aparat desa minta tolong dicek NIK penerima untuk dicari alamatnya.”

Sunardi pun kerap mengantarkan bansos ke rumah KPM. “Untuk KPM yang tidak bisa datang ke lokasi pembayaran, maka pihak RT/RW akan konfirmasi ke kantor pos minta diantar ke rumah KPM. Begitu juga untuk bantuan yang sudah lama lewat dari jadwal dan belum diambil, kami inisiatif mengantarkan ke rumah KPM,” katanya.

Merasa senang bisa berkontribusi membantu menyalurkan bansos kepada masyarakat yang membutuhkan, Sunardi berharap pemerintah akan terus menunjuk Pos Indonesia sebagai penyalur bansos.

“Harapan saya semoga pemerintah dan dinas terkait masih tetap terus mempercayakan Pos Indonesia untuk menyalurkan bantuan. Semoga tahun berikutnya ditambah lagi untuk penyaluran bantuan lainnya,” ujarnya.

KPM Puas dengan Layanan Kantor Pos

Sejumlah KPM yang ditemui di wilayah pengantaran bansos di Boyolali seluruhnya mengaku sangat terbantu dengan kehadiran Pos Indonesia. Sebab, pelayanan kantor pos baik dan cepat. Begitu pun petugas juru bayar yang mengantarkan bansos ke rumah KPM pun ramah.

“Penyaluran PKH di kantor pos sudah bagus. Sistem antreannya sudah dibagi sehingga tidak terjadi penumpukan. Pelayanan di kantor pos bagus, cepat, tidak harus antre lama. Saya lihat lansia dan ibu hamil diprioritaskan,” kata KPM, Suji Parianto.

Terkesan dengan pelayanan Kantorpos, dia berharap bisa terus menerima bansos melalui kantor pos. Suji menuturkan, jika lansia lebih baik mengambil di kantor pos, atau diantar petugas ke rumah penerima.

“Saya mendapat bantuan PKH baru dua kali dan di kantor pos semua. Bantuan yang pertama saya terima Rp375 ribu, bantuan yang kedua Rp600 ribu. Uangnya dipakai untuk biaya sekolah anak dan pemenuhan kebutuhan pokok. Dengan adanya bantuan PKH dan Sembako ini sangat membantu karena bisa meringankan beban keuangan keluarga,” katanya.

KPM lainnya, Dedi Wibowo, juga memberikan testimoni serupa bahwa pencairan bantuan di kantor pos cukup cepat. “Pelayanan pos sangat baik, tidak ada pungutan biaya. Kalau untuk pelayanan door to door juga bagus. Untuk pengambilan bansos hanya perlu menyiapkan KTP asli dan KK,” ucap Dedi.

Dedi sehari-hari bekerja sebagai penjual es di depan sebuah sekolah dasar. Mata pencariannya bergantung pada jadwal masuk anak-anak sekolah. Jika sekolah sedang libur, maka Dedi terpaksa tidak berjualan. “Makanya dengan adanya bantuan ini sangat penting untuk menambah penghasilan untuk membeli bahan pokok,” tuturnya.

KPM lainnya, Ngalinem yang telah berusia lanjut, menerima bansos secara door to door.  “Tadi diantar ke sini. Saya dapat bantuan Rp600 ribu. Alhamdulillah dapat bantuan,” kata Ngalinem. Meski telah berusia senja, dirinya tetap bekerja berjualan di warung. Ia telah memiliki pelanggan tetap yang cukup banyak. (*)

Nugroho Adhi

Nugroho Adhi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus