Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Hari Surat Menyurat Internasional: Jejak Revolusi Komunikasi dari 1874

Hari Surat Menyurat atau kerap disebut dengan Hari Pos Internasional diperingati setiap tanggal 9 Oktober. Bagaimana awal mula surat menyurat?

9 Oktober 2022 | 11.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bern -Hari Surat Menyurat atau Hari Pos Internasional diperingati setiap 9 Oktober untuk memperingati penciptaan mode revolusioner komunikasi dengan surat dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Sebelum publik ramai menggunakan email alias surat elektronik, surat dulunya ditulis tangan dan dikirim melalui pos ke seluruh dunia. Akibatnya, layanan pos memegang peran penting dalam pengiriman paket berupa pesan secara global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pada Hari Pos Internasional, kami mengakui kontribusi tidak ternilai dari pekerja pos bagi masyarakat dan ekonomi. Jaringan pos yang luas mencakup seluruh dunia melibatkan jutaan pekerja yang memindahkan miliaran surat melalui ratusan ribu kantor pos. Jaringan pos ini terjalin ke dalam masyarakat kita dan menghubungkan komunitas di seluruh dunia,” ucap Sekjen PBB, António Guterres dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dalam hindustantime.

Sejarah Surat Menyurat 

Hari Surat Menyurat ini hadir dalam rangka memperingati berdirinya Universal Postal Union (UPU) pada 1874 di Bern, Swiss. Hari besar ini dirayakan oleh 151 negara setiap 9 Oktober. Negara-negara anggota di seluruh dunia memperingati hari ini untuk meluncurkan inisiatif pos baru.

Baca juga : Untan Ciptakan Layanan Anjungan Surat Mandiri, Bikin Surat Perkawinan Cuma 1 Menit

Selain itu, pada hari ini, negara-negara juga mengadakan pameran khusus untuk meningkatkan kesadaran pentingnya layanan pos dalam kehidupan sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, sebenarnya surat menyurat sudah dilakukan sejak dahulu, jauh sebelum pendirian Universal Postal Union. Menurut sejarah, seseorang yang pertama kali memanfaatkan merpati sebagai pembawa pesan untuk melakukan surat menyurat adalah seorang Sultan Baghdad, Nuruddin.

Pada 1146, dia menggunakan merpati untuk mengirimkan surat di sekitar kerajaannya. Saat mengirim pesan menggunakan merpati, surat digulung dan dimasukkan dalam sebuah kapsul plastik atau kayu untuk melindunginya dan diselipkan di antara kaki merpati.

Selama periode perang dunia pertama (1914-1918), burung merpati sebagai alat surat menyurat acapkali digunakan untuk media komunikasi pasukan perang Amerika. Sebelum mengirimkan surat pasukan perang ini, merpati harus dilatih terlebih dahulu dengan memperhatikan tiga hal, yaitu static, mobile, dan boomerang.

Pada static, merpati akan mempelajari bagaimana mengenali perintah seseorang dalam suatu wilayah kecil. Lalu, dalam mobile, merpati dilatih untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pada metode boomerang, merpati dilatih untuk mengirimkan dan mengembalikan pesan. Selain berlatih dengan tiga metode tersebut, merpati juga harus memperhatikan makanan yang dikonsumsinya.

Merpati pos harus mengonsumsi makanan yang mengandung campuran kalium karbonat dan minyak ikan. Sebab, gizi dalam makanan tersebut mengandung vitamin yang membuat merpati menjadi kuat dan mudah dilatih.

Pada awal sejarah (1600-1800), kegiatan surat menyurat sudah mulai bisa dilakukan melalui jasa pos atau kurir. Pada proses pengantarannya, kurir melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki atau menunggangi kuda untuk sampai pada alamat yang dituju.

Sekarang, teknologi sudah semakin canggih sehingga dapat lebih mudah untuk mengirimkan pesan, meskipun kita berbeda tempat yang sangat jauh dengan penerima pesan. Alhasil, pesan yang terkirim menjadi lebih cepat dan efisien.

Setiap tahun, peringatan Hari Surat Menyurat Internasional pasti memiliki tema yang berbeda. Melansir dari indiatoday,in, tema Hari Surat Menyurat atau Hari Pos Internasional 2022 kali ini adalah Post for Planet

RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga : Perjuangan Pos Lithuania Antarkan Surat yang Ditemukan Setelah 51 Tahun

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus