Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pupuk Organik Tingkatkan Kesejahteraan Petani Jawa Tengah

Kementan mendorong petani memproduksi pupuk organik sendiri dan digunakan secara berimbang dengan pupuk kimia.

13 Maret 2022 | 18.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Petani di Jawa Tengah terbantu dengan keberadaan pupuk organik yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian. Pengunaan pupuk organik untuk budidaya pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, ingin para petani bisa menghasilkan pupuk organik secara mandiri yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik saat ini. “Hasil pertanian non pestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan. Seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” ujar Mentan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu, Kementan melalu para penyuluh di daerah menggelar pelatihan kepada petani untuk memproduksi pupuk secara baik. “Tinggal diajarkan bagaimana mengumpulkan kompos. Itu memang butuh keahlian, dan itu peran penyuluh untuk mengajarkan,” kata Mentan.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menuturkan pupuk organik yang telah dikomposkan ataupun segar berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika dan biologi tanah serta sumber nutrisi tanaman.

"Pupuk organik yang telah dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat, karena selama proses pengomposan telah terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh berbagai macam mikroba," kata Ali.

Kementan mendorong petani untuk menggunakan pupuk organik untuk turut merehabilitasi tanah. "Pupuk organik dapat menyediakan hara tanaman dan memperbaiki struktur tanah, baik dalam memperbaiki drainase dan pori-pori tanah," ujarnya.

Namun, kata Ali, Kementan bukan mendorong substitusi pupuk kimia ke pupuk organik. Melainkan terjadi pemakaian yang berimbang. "Kami mendorong penggunaan pupuk secara berimbang karena zat hara yang dibutuhkan tanaman juga ada di pupuk anorganik. Karenanya, petani harus seimbang dalam menggunakan kedua pupuk tersebut agar lahan sehat, produksi meningkat dan produktivitas melesat," ujarnya.

Salah satu upaya pemerintah untuk mendukung petani memproduksi pupuk organik secara mandiri, yakni dengan memfasilitasi kegiatan pengembangan UPPO. Pembangunan UPPO, Ali melanjutkan, diarahkan pada lokasi yang memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama limbah organik/limbah panen tanaman, kotoran hewan/limbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan rakyat dan peternakan, terutama pada kawasan pengembangan desa organik.

Menurut Ali, Kementan memberikan stimulan bantuan kepada kelompok tani yang dikelola secara swadaya berupa UPPO untuk produksi pupuk kandang sebagai pupuk dasar tanaman. "Harapannya, pupuk kandang ini mampu mempercepat pertumbuhan pakan ternak," kata dia.

Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP Kementan, Muhammad Hatta, menambahkan bahwa pupuk kandang yang akan diproduksi adalah pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan (kohe) yang dapat menjadi bahan utama kesuburan lahan pada setiap musim tanam.

"Kebutuhan pupuk kandang atau kompos setiap tahunnya selalu bertambah, sehingga beberapa kelompok tani berharap mendapatkan bantuan UPPO untuk mencukupi kebutuhan pupuk kompos bagi anggotanya atau untuk usaha produksi dan dipasarkan," ujarnya. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus