Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Bagaimana Cara Asyik Mengenalkan Pancasila kepada Generasi Muda?

Perlu upaya agar generasi muda mengenal, memahami, dan mengamalkan Pancasila. Survei SETARA Institue menunjukkan 83,3 persen pelajar menilai Pancasila dapat diganti.

11 Juli 2023 | 08.00 WIB

Upacara Hari Kelahiran Pancasila di Monas Silang Selatan, Kamis, 1 Juni 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Perbesar
Upacara Hari Kelahiran Pancasila di Monas Silang Selatan, Kamis, 1 Juni 2023. Tempo/Mutia Yuantisya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

JAKARTA - Survei SETARA Institute for Democracy and Peace yang dirilis Mei 2023 menyuguhkan gambaran persepsi pelajar tentang Pancasila, intoleransi, dan kebebasan beragama dan berkeyakinan. Survei tersebut dilakukan selama Januari sampai Maret 2023 yang melibatkan 947 pelajar laki-laki dan perempuan di tingkat SMA dan sederajat. Survei tersebut berlangsung di lima kota, yakni Bandung, Bogor, Surabaya, Surakarta, dan Padang, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dengan batas kesalahan 3,3 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketua Badan Pengurus SETARA Institute Ismail Hasani mengatakan, salah satu temuan mengejutkan dari survei tersebut adalah sebesar 83,3 persen para pelajar menilai Pancasila bukan ideologi negara yang bersifat permanen. "Artinya, dalam persepsi mereka (responden) bisa saja Pancasila diganti," kata Ismail di Jakarta. "Sekalipun ini bukan keinginan atau kehendak, melainkan masih sebatas diskursus dan opini, tetapi ini alarm luar biasa."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ismail Hasani menjelaskan, hasil survei tersebut menjadi alarm bahaya luar biasa karena ideologi bangsa Indonesia yang sudah sepakati adalah Pancasila. "Itu sudah final sejak pembentukan republik ini," ujarnya. Ismail melanjutkan, kondisi ini harus menjadi keprihatinan semua pihak dan perlu melakukan upaya-upaya kreatif untuk mengajak generasi muda untuk lebih mengenal, memahami, dan pada akhirnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Lantas apa yang dapat dilakuan agar generasi muda lebih mengenal Pancasila? 

"Yang pertama adalah bagaimana menjadikan Pancasila sebagai diskursus kebudayaan yang menarik dan hidup, serta bisa dipedomani orang banyak. Ketika bicara Pancasila dan ingin mempedomaninya, nah, itu bagaimana caranya?" ujar Ismail Hasani. Perlu pendekatan-pendekatan baru untuk menyasar anak muda. Pendekatan-pendekatan yang tidak monoton, seperti seminar, perdebatan, menurut dia, bisa jadi tidak menarik bagi anak muda.

Ismail Hasani melanjutkan, salah satu tantangannya adalah bagaimana menciptakan ruang-ruang kebudayaan, sehingga Pancasila dapat didiskusikan, dipedomani, dan dipraktikkan. Contoh, dengan memunculkan anak-anak muda yang bisa menjadi juara-juara di kota-kota tertentu, di mana mereka dapat menjadi juru bicara Pancasila yang kemudian memberikan pengaruh pada lingkungan di sekitarnya untuk mempromosikan Pancasila.

Penerapan yang paling sederhana, kata Ismail Hasani, memberikan contoh tentang mengolah sampah sebagai bagian dari cermin perilaku berdasarkan Pancasila, menghomati perbedaan agama, ras, suku bangsa sebagai bentuk dari pengamalan Pancasila, dan lain sebagainya. "Sekalipun cara-cara ini mungkin tidak populer, tetapi kita semua wajib untuk terus mempopulerkan dan merawat Pancasila," ujarnya.

Peneliti komunikasi Effendi Gazali mengatakan, salah satu cara untuk mengkomunikasikan ideologi Pancasila kepada generasi muda adalah dengan bertanya dulu kepada mereka tentang apa itu Pancasila menurut mereka. "Pancasila itu bagi mereka apa? Selain soal dasar negara yang wajib dihafalkan," kata Effendi. 

Kemudian, mencari cara yang menyenangkan bagi generasi muda untuk mengenal lebih jauh tentang nilai-nilai Pancasila dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, menentukan waktu yang tepat untuk menyampaikan tentang Pancasila kepada generasi muda. Misalkan, saat riuh menunggu kedatangan BlackPink atau Cold Play, atau saat diskusi tentang perubahan iklim, atau ketika mereka tertarik pada calon presiden tertentu. "Saya juga masih meneliti ini," kata Effendi Gazali. 

Ketua Panitia rangkaian kegiatan "Bersama Merawat Kebangsaan" TNI Angkatan Darat, Dr. Djasa Pinaragusti mengatakan, KASAD Award 2023: Apresiasi untuk Media yang berlangsung pada Senin, 10 Juli 2023, merupakan agenda awal dari rangkaian kegiatan "Bersama Merawat Kebangsaan" ini. Agenda berikutnya adalah Bootcamp TNI AD to Gen Z pada Agustus 2023, bergeser dari jadwal semula pada 22-23 Juli 2023.

"Dalam bootcamp ini, kami mengajak mahasiswa dan siswa SMA dari 34 provinsi di Indonesia untuk mengerti dan memahami berbagai persoalan kebangsaan, sekaligus turut aktif menyebarluaskan gagasan konstruktif tentang Pancasila," kata Djasa. "Kami sudah merancang strategi untuk lebih mengenalkan dan mendekatkan Pancasila kepada generasi muda supaya mereka memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari." (*)

#TNIAD
#KASADAward
#InfoTempo 

Rini Kustiani

Rini Kustiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus