Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MEMO BISNIS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang kebut persiapan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Sekolah Rakyat untuk tahun ajaran 2025-2026 yang dijadwalkan mulai pada Juli mendatang. Persiapan yang dilakukan salah satunya dengan dimulainya proses seleksi calon siswa untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Untuk jenjang SMP dan SMA, Rumah Belajar (Rombel) yang tersedia sudah terisi, bahkan melebihi kuota dengan lebih dari 60 siswa,” kata Bupati Jombang Warsubi, Senin 21 April 2025. Sementara untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), lanjut dia, masih dalam proses pendataan dan kuota memang belum terpenuhi.
Menurut Warsubi partisipasi masyarakat menjadi kunci utama dalam pemenuhan kuota siswa SD. “Jika masyarakat berminat menyekolahkan putra-putrinya di Sekolah Rakyat, kami siap membuka Rombel untuk jenjang SD,” ujar dia.
Adapun tahapan seleksi yang telah berjalan ini melibatkan berbagai elemen pemerintahan, mulai dari Camat, Kepala Desa, hingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang. Pendataan calon siswa akan terus dilakukan hingga dimulainya kegiatan belajar mengajar pada bulan Juli.
Sebelumnya Pemkab Jombang telah menyiapkan dua lokasi strategis untuk merealisasikan program Sekolah Rakyat. Lokasi pertama berupa lahan seluas hampir 5 hektare di lapangan Desa Denanyar, Kecamatan Jombang. Lokasi kedua berada di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Mojoagung, Kecamatan Mojoagung.
Hasil koordinasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menunjukkan bahwa SKB Mojoagung awalnya direncanakan sebagai gedung sementara untuk KBM Sekolah Rakyat. Namun, evaluasi terbaru mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana di SKB Mojoagung tidak memadai untuk menampung kegiatan belajar mengajar tiga jenjang sekaligus karena kondisinya yang sudah rusak berat.
“Dari Kemensos menyampaikan bahwa SKB Mojoagung kurang representatif jika langsung digunakan untuk KBM tiga jenjang. Namun, untuk jenjang SMP dan SMA masih memungkinkan,” kata Warsubi.
Kemensos menyarankan agar Pemkab Jombang fokus membuka jenjang SMA terlebih dahulu dengan dua Rombel. Langkah ini dianggap lebih realistis sambil menunggu proses pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat selesai, sehingga nantinya semua jenjang dapat berjalan maksimal.
“Kami disarankan untuk memulai dengan jenjang SMA, dengan dua Rombel. Namun, langkah ini masih terus kami matangkan hingga tahun ajaran baru dimulai,” kata Bupati Warsubi.
Dengan dimulainya proses seleksi dan persiapan yang terus dikebut, harapan masyarakat Jombang terhadap hadirnya Sekolah Rakyat semakin besar. Program ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Jombang.(*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini