Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cilacap Diperebutkan Tiga Negara

Salah satu sumber perputaran ekonomi ke berbagai wilayah mancanegara. #Infotempo

18 Desember 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim Ekspedisi Maritim Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan Tempo Media Group telah telah selesai melakukan ekspedisi Kejayaan Maritim dengan menggunakan KRI Dewaruci. Sebanyak 13 kota telah mereka singgahi untuk mengungkap sejarah dan potensi maritim Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Singgah di Kota Salatiga, tim Ekspedisi Maritim mengunjungi rumah kelahiran salah-satu pahlawan dan ikon perjuangan angkatan laut, Komodor Yos Sudarso. Laksamana Muda TNI (Anumerta) Josaphat Soedarso atau akrab dikenal Yos Soedarso lahir di Salatiga pada 24 November 1925.

Komodor Yos Sudarso gugur di Laut Arafuru dalam upaya pembebasan Irian Barat yang sekarang lebih kita kenal dengan pulau Papua. Gejolak perlawanan menghadapi agresi militer Belanda dan sekutunya terjadi berbagai belahan Nusantara. 

Banyak cerita peperangan yang heroik pada saat itu. Banyak pula pejuang yang gugur tak bernama. Namun, tak sedikit juga yang masih terkenang nama harum dan jasanya sampai sekarang. 

Tim ekspedisi maritim kemudian singgah di Cilacap. Cilacap, suatu wilayah yang terletak di pesisir pantai Selatan Indonesia menjadi bukti betapa strategisnya wilayah ini hingga diperebutkan oleh tiga negara. Daerah yang sangat berpotensi pada pertukaran dagang yang dijadikan salah satu sumber perputaran ekonomi ke berbagai wilayah mancanegara.

Belanda membangun Cilacap sebagai satu-satunya pelabuhan niaga dan basis pertahanan  laut di Pantai Selatan Jawa sampai tahun 1942. Peninggalannya berupa  perbentengan termasuk Benteng Karang Bolong di Pulau Nusakambangan yang dibangun pada tahun 1855,stasiun kereta api, dan pelabuhan yang masih beroperasi saat ini. 

Selama Perang Pasifik Jepang menjadikan Cilacap sebagai pangkalan angkatan lautnya untuk melawan Armada Sekutu di Samudera Hindia. Namun di akhir Perang, Jepang malah meranjau perairan tersebut agar tidak bisa digunakan Sekutu.

Pada tahun 1946 Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) membersihkan ranjau di perairan Cilacap dan menjadikannya pelabuhan niaga untuk kepentingan ekonomi RI. Pada tahun 1947, Cilacap diduduki Belanda lewat  serangan dari laut, udara dan darat.

Setelah Perang Kemerdekaan, Cilacap kembali menjadi sentra ekonomi maritim Indonesia di pesisir selatan Jawa.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus