Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kabupaten Bogor telah menetapkan pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, Rudy Susmanto-Ade Ruhandi dengan nomor urut satu dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Pasangan calon kepala daerah yang diusung Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus ini memiliki visi misi “Sinergitas Membangun Bogor Istimewa Menuju Bogor Gemilang”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Visi-misi saya sudah dirancang sesuai kebutuhan masyarakat Kabupaten Bogor dan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” kata Rudy. “Artinya, semua janji bisa direalisasikan.” Rudy memastikan seluruh program untuk mencapai visi misi tersebut mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rudy menjelaskan, ada lima program prioritas jika dirinya terpilih menjadi Bupati Bogor. Pertama, integritas program antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); kedua, satu desa satu sarjana; ketiga, menata Alun-alun Tegar Beriman; keempat, peningkatan kualitas pendidikan; dan kelima, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Dalam integritas program antar SKPD, Rudy mengatakan, harus ada kesinambungan kegiatan yang dilakukan oleh setiap satuan kinerja. Contoh, Dinas Pemuda dan Olahraga melakukan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, Dinas Perikanan dan Peternakan menyediakan bibit, dan Dinas Perdagangan dan Industri beserta BUMD membuka akses pasar.
Menurut dia, integrasi program antar SKPD diperkirakan mampu membentuk 10 ribu wirausaha baru setiap tahunnya. Program satu desa satu sarjana menjadi mungkin karena kini terjadi penyempurnaan dalam pemanfaatan Bantuan Keuangan Desa dibanding sebelumnya, yakni Bantuan Keuangan Infrastruktur Desa.
Bantuan Keuangan Desa memberikan ruang bagi pemerintah desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kebutuhan. Rudy menjelaskan, salah satu peningkatan kesejahteraan yang dilakukan adalah memberikan beasiswa bagi pelajar yang tidak mampu dan pelajar berprestasi. Jika satu desa mampu mencetak satu sarjana, maka dalam empat tahun akan lahir 416 sarjana yang wajib mengabdi melalui pemerintah desa atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) selama periode tertentu. “Dengan begitu, mereka dapat menciptakan peluang ekonomi baru di masyarakat desa,” kata Rudy yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra.
Calon Bupati Bogor Rudy Susmanto memberikan ratusan kursi roda untuk penyandang disabilitas. Dok. Istimewa
Jika terpilih sebagai Bupati Bogor berikutnya, Rudy akan menata Alun-alun Tegar Bermain menjadi Bogor Creative Hub. Di sana bakal menjadi pusat aktivitas anak muda dan pelaku industri kreatif, khususnya di area Gedung Kesenian yang terintegrasi dengan Situ Plaza dan Alun-Alun Tegar Beriman. Tak ketinggalan revitalisasi Masjid Raya Baitul Faizin yang terintegrasi dengan Islamic Center sebagai daya tarik pariwisata dan pusat ekonomi kreatif baru di Kabupaten Bogor.
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, Rudy segera memeratakan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dilakukannya melalui penataan guru, sekolah, dan membenahi postur anggaran pendidikan. Nantinya, di Kabupaten Bogor akan tersedia sekolah berstandar internasional, Universitas Tegar Beriman, pendidikan dan pelatihan manajerial bagi kepala sekolah sebelum proses seleksi, serta mendorong kesejahteraan guru dan tenaga pendidik melalui peningkatan dan pemerataan insentif.
Rudy memastikan tidak ada lagi iuran wajib bagi siswa tidak mampu yang masuk sekolah swasta. “Kepada para orang tua yang anaknya tidak diterima di sekolah negeri, jangan khawatir. Kami sudah menyiapkan program SPP gratis di sekolah swasta sampai lulus bagi yang kurang mampu,” ujarnya. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, Rudy mengatakan, harus ada peta jalan perencanaan yang matang dan terukur untuk lima tahun ke depan.
Adapun kebutuhan di sektor kesehatan, antara lain transformasi empat rumah sakit umum daeah (RSUD) menjadi rumah sakit berstandar internasional, Klinik Parung “naik kelas” menjadi RSUD Parung, dan 101 puskesmas mesti berubah menjadi RSUD tipe D agar dapat membagi beban pelayanan. Rudy juga akan menyempurnakan Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2018 yang berisi tentang pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan daerah.
Menurut Rudy, nantinya siapa pun -terutama masyarakat tidak mampu, mendapatkan pelayanan kesehatan gratis secara maksimal. Juga memberikan beasiswa dokter spesialis bagi tenaga kesehatan di Pemerintah Kabupaten Bogor. Pada 7 November 2024, Rudy berkampanye di lima desa di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Lima desa itu merupakan Daerah Pemilihan (Dapil) I, yakni Desa Sukahati, Desa Pasirmukti, Desa Tajur, Desa Gunung Sari, dan Desa Tarikolot.
Rudy optimistis meraih 90 persen suara di lima desa tersebut. Saat berkampanye, Rudy tidak banyak bicara tentang program dan visi misi karena semuanya sudah sesuai dengan keinginan masyarakat. Pada kesempatan itu, dia memastikan apabila menjadi bupati, maka sistem digitalisasi desa terintegrasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Dengan demikian, pemerintah dapat mengetahui apa saja kebutuhan masyarakat. Keturunan Pejuang Islam Bogor Rudy Susmanto lahir di Kabupaten Sukoharjo, JawaTengah, pada 15 Agustus 1985. Meski lahir dan besar di Surakarta, darah Sunda mengalir kental dalam dirinya. Sebab, sang ayah, Dada Hardiana adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) asal Majalaya, Bandung Selatan, dan ibunya, Tety Rohaety berasal dari Sumedang, Jawa Barat.
Ayah dan kakeknya adalah prajurit TNI AD yang pernah bertugas di berbagai kesatuan elite, seperti Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD). “Kalau bicara sejarah, saya adalah orang Sunda, darah Pajajaran yang dibesarkan di Mataram, dan sekarang pulang ke Pajajaran,” kata Rudy.
Rudy memiliki buyut moyang di Kabupaten Bogor bernama Mbah Onang yang dikenal sebagai penyebar agama Islam dan pejuang Kerajaan Pajajaran. Garis keturunan ini dia dapatkan dari ibunda yang berasal dari Sumedang, yang juga keturunan Bupati Sumedang pertama, Suria Kusumah Adinata atau Pangeran Sugih yang memerintah antara 1836-1882.
Pangeran Sugih memiliki buyut bernama Mbah Onang yang menjadi pejuang Islam di Bogor bersama dengan Mbah Rangga Wulung. Silsilah itu baru terungkap ketika Rudy Susmanto berkunjung kepada para tokoh di Cimande. Rudy baru mengetahui jika ada buyut moyangnya yang dimakamkan di Cimande. Di situ dia langsung berziarah. Tokoh masyarakat Cimande, Siswahyudi mengatakan, makam Mbah Onang berada pada area yang sama dengan Mbah Rangga Wulung.
Masyarakat menghormati keduanya karena berjasa menyebarkan agama Islam di daerah Baduy, termasuk Kabupaten Bogor. “Makam Mbah Onang dan Mbah Rangga dikeramatkan oleh warga Cimande,” ujarnya.