Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL – MIND ID sebagai Holding Industri Pertambangan di Indonesia mengambil peranan penting pada bagian hulu dalam rantai bisnis pengelolaan komoditi, baik dari sisi penambangan hingga pengolahan atau pemurnian suatu komoditas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PT Freeport Indonesia (PTFI) yang merupakan anggota dari MIND ID menjawab tantangan hilirisasi komoditas tembaga dengan membangun smelter Manyar yang terdapat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Proyek tersebut kini mencapai progres 51,7 persen. Telah sesuai dengan kurva-S yang telah disetujui Pemerintah dan akan rampung tepat waktu pada Desember 2023.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras PTFI dalam mengejar target konstruksi smelter Manyar yang kini telah mencapai 51,7 persen sesuai kurva-S yang disetujui pemerintah. Progres ini merupakan capaian luar biasa yang dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain, terlebih mengingat proyek smelter Manyar memiliki komposisi tenaga kerja Indonesia hingga 98 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto yang optimistis dengan capaian tersebut.
Pernyataan itu ia sampaikan saat mengunjungi konstruksi smelter Manyar pada Kamis, 2 Februari 2023, didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Proyek PTFI ini menjadi sangat penting lantaran pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo memiliki agenda besar, yaitu hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam. Tantangan ini tak lepas dari kebutuhan investasi yang cukup besar pada sektro Mineral dan Batu bara yang masuk dalam 8 sektor Prioritas kebutuhan investasi di Indonesia.
Menteri Investasi Bahlil Lahadia dalam presentasinya pada acara Mandiri Investment Forum 2023, 1 Februari silam, mengatakan bahwa mineral dan batu bara menjadi 2 sektor utama dalam mewujudkan transformasi ekonomi dari industri sektor primer ke industri berbasis nilai tambah (hilirisasi). “Kebutuhan investasi hingga 2040 nilainya mencapai USD 431,8 Miliar pada 2 sektor ini,” ujarnya.
Adapun ihwal smelter Manyar, Menteri Airlangga menjelaskan perlu melalui proses pre-commissioning dan commissioning sebelum dapat beroperasi penuh layaknya pabrik-pabrik lain. Tahap pre-commissioning dan commissioning akan memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala, dan memakan waktu sekitar lima bulan sebelum beroperasi pada Mei 2024.
“Kami pastikan pembangunan smelter dapat memenuhi target linimasa kurva-S yang telah disetujui pemerintah. Kami terus secara intensif berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengupayakan akselerasi perampungan smelter Manyar,” ujar Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam kesempatan yang sama.
Selain fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, smelter Manyar akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti Precious Metal Refinery (PMR). Fasilitas PMR berfungsi untuk mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak. Fasilitas tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas per tahun.
“Fasilitas pendukung PMR memungkinan proses produksi emas dari hulu ke hilir di dalam negeri yang akan memberikan nilai tambah bagi neraca perbankan Indonesia,” kata Airlangga.
Pembangunan smelter Manyar hingga akhir Desember 2022 telah mengeluarkan biaya investasi sebesar US$ 1,63 miliar atau setara 25 triliun rupiah dari nilai total investasi sebesar US$ 3 miliar atau setara dengan 45 triliun rupiah.
Smelter Manyar dengan desain single-line terbesar di dunia akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun. (*)