Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Elephant Learns Flamenco Gali Upaya BUMN Menuju Indonesia Emas

Buku ini mengulas lengkap perjalanan dan strategi BUMN dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

30 Juli 2024 | 15.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri BUMN Erick Thohir berjabat tangan dengan Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Kepemimpinan Erick Thohir sebagai core values BUMN keberhasilan sebuah transformasi sangat dipengaruhi dan diwarnai oleh leadership style pemimpinnya. Begitupun dengan transformasi BUMN selama lima tahun terakhir. Dok. Pertamina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Indonesia Brand Forum (IBF) dan PT Balai Pustaka siap luncurkan buku berjudul “Elephant Learns Flamenco: BUMN Menuju Indonesia Emas 2045", dalam gelaran IBF 2024 di Jakarta, pada Rabu, 31 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Founding Director IBF, Yuswohady mengatakan, buku ini mengulas lengkap perjalanan dan strategi BUMN dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, gaya kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir serta keberadaan Akhlak sebagai core values BUMN. Yuswohady percaya, keberhasilan sebuah transformasi sangat dipengaruhi dan diwarnai oleh gaya kepemimpinan Erick,  begitupun dengan transformasi BUMN selama lima tahun terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk memahami leadership style ini, pendekatan riset yang saya lakukan agak berbeda. Saya bukan menggalinya secara langsung dari Pak Erick Thohir, tapi justru dari para Dirut BUMN yang berinteraksi dan merasakan praktik kepemimpinannya," ujar Yuswohady. 

Yuswohandy mengatakan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dalam buku ini bercerita mengenai gaya kepemimpinan Erick yang fokus memacu BUMN, termasuk Pertamina untuk bekerja lebih cepat. Menurutnya, Erick juga selalu sigap dalam menerima laporan hingga persoalan BUMN. 

Ia menilai, Erick menjadi aktor utama di balik kesuksesan BUMN dalam lima tahun terakhir. Menurutnya, Erick mampu menjaga tren positif kinerja BUMN hingga kontribusi kepada negara melalui pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP, dan dividen. 

Ia menyoroti gaya kepemimpinan Erick yang membuat BUMN mampu bersaing di kancah global. Saat ini, aset BUMN sebesar Rp 8.978,1 triliun dan pendapatan sebesar Rp 2.292,5 triliun tercatat sudah jauh lebih besar dari superholding BUMN di Singapura yakni Temasek.

Yuswohady berpendapat, Erick mampu mendorong BUMN menjadi lebih profesional dan kompetitif seperti BUMN besar dunia dari mulai Temasek hingga Aramco milik Arab Saudi. Sebagaimana Aramco yang mulai melakukan diversifikasi bisnis, Erick pun merapikan model bisnis BUMN lebih adaptif.

"Model BUMN sebagai korporasi seperti swasta sudah mulai terlihat, terutama proses efisiensi dan fokus bisnis dengan holdingisasi BSI, Pelindo, PTPN, hingga Ultramikro. Selama ini asetnya kecil-kecil dan terpisah, tentu akan sulit bersaing," kata Yuswohady.

Selain fokus pada core business masing-masing, Yuswohady juga menilai penerapan digitalisasi mendorong laju transformasi BUMN menjadi lebih cepat. Yuswohady berharap capaian apik BUMN dapat terus terjaga dan meningkat ke depan. 

"Saya berharap momentum ini terus berlanjut di Kementerian BUMN karena sudah ada fondasi. Kesinambungan Kementerian BUMN sangat penting. Jangan sampai sudah bagus, tahun depan roboh lagi," ujarnya. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus