Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gubernur Kaltim Dorong Investasi SPBU untuk Kurangi Antrean BBM

Menanggapi keluhan masyarakat terkait antrean BBM bersubsidi, Gubernur Kaltim H Rudy Mas'ud mengajak masyarakat dan investor untuk turut serta membuka SPBU baru. Penambahan jumlah SPBU dinilai sebagai solusi jangka panjang dalam mengatasi kepadatan distribusi bahan bakar yang terus meningkat seiring pertumbuhan kendaraan.

6 April 2025 | 10.04 WIB

Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud (Harum) melakukan inspeksi mendadak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PM Noor Sempaja, Samarinda, Sabtu 5 April 2025. Dok. Pemprov Kalimantan Timur
Perbesar
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud (Harum) melakukan inspeksi mendadak di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PM Noor Sempaja, Samarinda, Sabtu 5 April 2025. Dok. Pemprov Kalimantan Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Dalam sidak ke SPBU PM Noor Sempaja, Samarinda, Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud tak hanya menanggapi persoalan kualitas bahan bakar, tetapi juga memberikan solusi konkret atas keluhan masyarakat mengenai antrean panjang BBM bersubsidi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Gubernur, salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah mendorong pertumbuhan jumlah SPBU di Kalimantan Timur. Untuk itu, ia mengajak masyarakat maupun investor swasta untuk berinvestasi di sektor hilir energi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Saya mengundang masyarakat yang berminat menjalankan usaha SPBU agar bisa langsung menghubungi pihak Pertamina atau mengakses laman web kemitraan mereka. Kita harus dorong ini bersama-sama,” kata Gubernur.

Ia menjelaskan bahwa semakin banyak SPBU yang tersedia, maka masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan tempat pengisian BBM. Hal ini akan berdampak langsung pada pengurangan antrean, terutama pada jam-jam sibuk.

Gubernur juga menekankan bahwa penyediaan infrastruktur energi seperti SPBU adalah salah satu fondasi penting dalam mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Manager Retail Sales Regional Kalimantan Pertamina Patra Niaga, Addieb Arselan, turut menjelaskan beberapa ketentuan teknis untuk mendirikan SPBU. Menurutnya, luas lahan minimal yang dibutuhkan adalah 1.000 meter persegi, dengan standar ideal 5.000 meter persegi. Sementara untuk lokasi di pinggir jalan, diperlukan lahan setidaknya 3.000 meter persegi.

“Untuk investasi peralatan SPBU, dibutuhkan dana sekitar Rp3 miliar dengan kapasitas 8 nozzle. Keuntungan bersih sekitar 4 hingga 5 persen dari harga jual pertalite, pertamax, dan bio diesel,” ujar Addieb.

Gubernur pun menyatakan komitmennya untuk terus berdialog dengan berbagai pihak, termasuk Pertamina dan pemda, guna merumuskan solusi yang menyeluruh dalam mengurai antrean serta menjaga kualitas BBM bersubsidi dan nonsubsidi di wilayah Kaltim.

“Saya tidak hanya ingin mendengar, tapi juga ingin bekerja bersama masyarakat untuk menyelesaikan masalah ini,” kata dia.(*)

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus