Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau yang lebih dikenal dengan Habib Luthfi, mengatakan para ulama turut berjuang bersama TNI AL dalam mempertahankan kemerdekaan pada 1947. Salah satunya adalah perjuangan dua ulama, KH Muhammad Saafi'i bin KH Mufti dan H Muhammad Yahya bin Sajen bersama prajurit TNI AL di Bukit Tempeh, Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saat itu TNI Angkatan Laut, atau dahulu dikenal Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI)/Corps Armada IV (CA IV) bersama para ulama berjuang bersama di Kota Tegal menjadi suatu catatan sejarah penting yang perlu diketahui oleh generasi muda Indonesia,” ujar Habib Luthfi kepada Tim Ekspedisi Maritim “Jelajah Kejayaan Maritim Nusantara” di kediamannya di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin, 26 September 2022. Acara ini digelar hasil kerja sama TNI Angkatan Laut dan Tempo Media Group.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Turut hadir dalam kunjungan ke kediaman Habib Lutfhi, Komandan Pangkalan TNI AL Tegal Letkol Mar Moch Chanan Asfihani, Kepala Seksi Pembinaan Humas Dispenal Mayor (KH) Arief Kurnianto Yuliniar serta pejabat Lanal Tegal. Acara ini digelar hasil kerja sama TNI Angkatan Laut dan Tempo Media Group.
Habib Luthfi, mengungkapkan pengorbanan dua ulama, delapan prajurit ALRI dan enam masyarakat terjadi di Bukit Tempeh. “Ulama dan pejuang ALRI diberondong senapan setelah sebelumnya disuruh menggali lubang oleh penjajah Belanda,” tuturnya.
TNI AL kemudian memindahkan kerangka jenazah para syuhada yang terkubur di Bukit Tempeh ke kompleks monumen perjuangan TNI AL Wana Samudera, Kalibakung, Tegal, Jawa Tengah, pada 2021. Menurut Habib Luthfi, catatan sejarah tersebut menjadi bukti bahwa TNI AL bersama para ulama berjuang bersama mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak masa penjajahan.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini, mengatakan apabila ingin menghancurkan negara cukup dengan mengubur catatan sejarahnya. Sejarah Indonesia sebagai bangsa maritim jangan sampai hilang sebagai identitas bangsa Indonesia. Padahal, kata Habib Luthfi, sejarah mencatat Kerajaan Majapahit, Sriwijaya dan berbagai kerajaan besar lainnya di Nusantara besar oleh kekuatan maritim.
Komandan Lanal Tegal, Letkol Marinir Moch Chanan Asfihani, mengatakan Ekspedisi Maritim akan menggali semua sejarah Angkatan Laut yang ada di Tegal. “Sejarah Gedung Pius, Gedung Rakyat DPRD Kota Tegal, termasuk di Kalibakung, Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Di pesisir utara Laut Jawa pernah terjadi pertempuran hebat pada masa perang kemerdekaan, seperti di Pemalang, Moga, Kalibening dan Kalibakung. “Sejarah TNI AL di Tegal sangatlah besar, sehingga kami ingin semuanya melihat itu. Khusus di Tegal, yang belum disentuh akan tersentuh, yang belum diperhatikan akan diperhatikan,” kata Chanan.
#ekspedisimaritim #tnial #tempo #habibluthfi