Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Wali kota Semarang Hendrar Prihadi, bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Semarang menggelar Panen Padi bersama di Pendopo Agro Purwomukti Kecamatan Mijen beberapa waktu lalu. Kegiatan itu juga sekaligus dibarengi dengan peresmian rumah organik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara panen padi yang digelar dalam rangka monitoring dan evaluasi kegiatan Promosi Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) Bidang Pertanian ini dihadiri oleh perwakilan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof. Dr. Ir. Anhar Riza Antariksawan, Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir (PTN) BATAN Hendiq Winarno, serta Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang W.P. Rusdiana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panen padi varietas bestari ini merupakan yang pertama kali dikelola oleh salah satu kelompok tani yang ada di Kecamatan Mijen, yaitu Kelompok Tani Ayem Tenang Kelurahan Tambangan, Mijen. Meski baru pertama kali, namun padi yang dikelola di lahan seluas 3 hektare dengan varietas bestari tersebut bisa mencapai jumlah yang cukup besar, yaitu 9,6 ton per hektare yang sebelumnya hanya 6 ton per hektare.
Meski demikian, menurut perwakilan dari kelompok tani Ayem Tenang tersebut ada beberapa kendala yang dihadapi di lapangan, antara lain dengan masa tanam yang sama, tetapi waktu panennya berbeda. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh pengaruh lampu jalan. Selain itu, juga ada kendala penyakit yang sudah dilakukan antisipasi dengan penyemprotan menggunakan pestisida.
Dalam kesempatan tersebut, Hendi sapaan akrab wali kota menjelaskan bahwa Badan Tenaga Nuklir Nasional yang biasanya identik dengan bahan bom atau nuklir kali ini juga mampu menghasilkan sebuah produk yang dimanfaatkan dalam perawatan dan pengelolaan padi yang menjadikan kualitasnya lebih baik dan lebih unggul.
Dalam kesempatan tersebut, di samping kegiatan panen padi bersama, Hendi juga meresmikan rumah organik di Pendopo Argo Purwosari, Mijen. Meski disebut sebagai kota metropolitan, Kota Semarang masih memiliki 5 persen atau sekitar 2.700 hektare lahan pertanian dan perkebunan.
Hendi menyampaikan dengan adanya rumah organik ini, para petani di Kota Semarang bisa dimudahkan. “Saya mengimbau agar masyarakat dapat mengoptimalkan fasilitas tersebut. Ini juga sudah ditetapkan sebagai sawah lestari, yaitu dengan lahan yang tidak seluas kabupaten lain, namun tetap dapat dimaksimalkan supaya mampu memberikan penghidupan bagi kawan-kawan petani dan insyaaallah kesejahteraan semakin meningkat,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Hendi juga berpesan kepada Kepala Dinas Pertanian bahwa benih dari BATAN ini agar digunakan untuk memicu benih-benih yang sudah cocok dan juga benih-benih unggul yang lain. Harapannya, ke depan dapat diperbanyak agar panen semakin meningkat sehingga bisa mencukupi kebutuhan beras masyarakat di kota Semarang dan daerah sekitar. (*)