Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO BISNIS – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa peningkatan kesejahteraan petani juga tergantung pada rumah tangga petani yang cermat mengelola keuangan. Karena itu, Kementerian Pertanian mendorong rumah tangga petani untuk mendalami pengetahuan tentang literasi keuangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rumah tangga petani harus menguasai literasi keuangan. Mulai dari memahami penawaran produk yang diberikan lembaga jasa keuangan formal. Bagaimana mendapatkan dan mengelolanya untuk usaha. Kita ingin petani tidak hanya mengetahui tanam, panen, jual. Pengetahuan petani harus lebih dari itu," kata Mentan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, literasi keuangan merupakan keterampilan yang penting dalam pemberdayaan masyarakat. "Juga untuk kesejahteraan individu, perlindungan konsumen, dan peningkatan inklusi keuangan," ujar Dedi saat Rapat Koordinasi Persiapan Pelatihan Literasi Keuangan, di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 29 Juli 2022.
Menurutnya, kegiatan ini mempunyai nilai dan arti yang sangat penting bagi Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Khususnya, bagi proyek Rural Empowerment Agriculture Development Scalling Up Initiative (READSI).
"Tujuan Program READSI adalah rumah tangga pedesaan di lokasi program diberdayakan baik secara individu maupun kolektif dengan keterampilan, percaya diri dan pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian pertanian dan non-pertanian mereka secara berkelanjutan," tutur Dedi.
Karena itu, perlu peningkatan pemahaman dan keterampilan rumah tangga petani sasaran dalam mengelola keuangan rumah tangga dan usaha tani. "Serta mengakses dan menggunakan fasilitas layanan keuangan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta membekali petani dengan kemampuan pengelolaan keuangan keluarga dan usaha tani," katanya.
Dedi menekankan, salah satu program dan kegiatan Kementerian Pertanian tahun 2022 difokuskan pada peningkatan kapasitas SDM pertanian dan kelembagaan petani yang lebih berorientasi usaha formal. "Dalam hal kapasitas SDM pertanian, dukungan program utamanya dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan bimbingan lanjutan yang mengarah pada peningkatan adopsi teknologi di lahan petani, peningkatan literasi keuangan bagi manajemen keuangan keluarga petani dan usaha taninya, juga akses permodalan kepada lembaga keuangan formal seperti KUR)," katanya.
Dukungan juga diberikan untuk memetakan akses pasar yang lebih baik serta mengembangkan sistem pertanian terpadu berbasis agribisnis modern, teknologi smart farming dan digitalisasi pertanian.
"Kita juga melakukan penguatan fasilitas balai pelatihan pertanian sebagai center of excellence pengembangan SDM pertanian di UPT Pelatihan lingkup BPPSDMP dan UPTD Provinsi lokasi program," ujar Dedi.
Kementan juga sedang melaksanakan tranformasi pertanian menjadi pertanian bisnis, Karena melalui wiratani atau wirausaha pertanian, petani akan ada peluang untuk meningkatkan pendapatannya. "Pertanian bukan hanya untuk kebutuhan sendiri, keluarga atau saudara saja, tetapi harus ditujukan untuk mendapatkan pendapatan sebanyak-banyaknya dengan cara seluruh insan pertanian harus bisnis dan membangun agribisnis atau wirausaha pertanian (wiratani) yang akan meningkatkan pendapatan pertanian," katanya.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati, menjelaskan tujuan Pelatihan Literasi Keuangan untuk memberikan pemahaman dalam penerapan pengelolaan keuangan rumah tangga dan usaha tani.
"Juga untuk meningkatkan rasa percaya diri rumah tangga petani sasaran dalam mengakses dan menggunakan fasilitas layanan keuangan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk keuangan lainnya," tutur Leli.
Kegiatan ini sejalan dengan tujuan Program READSI untuk memberdayakan rumah tangga pedesaan di lokasi program baik secara individu maupun kolektif dengan keterampilan, percaya diri dan pengelolaan sumber daya.
Sementara itu, Ketua Perhiptani sekaligus Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura, Sulawesi Selatan, Kemal Redindo Syahrul Putra, menyatakan bahwa membicarakan ketahanan pangan berarti termasuk ketersediaan, akses, dan pemanfaatanya.
“Artinya, ketersediaan pangan yang cukup, aman, bergizi, berasal dari pangan lokal, impor dan stok masyarakat. Sedangkan kemudahan dalam mengakses artinya kemampuan akses fisik dan ekonomi terhadap sumber pangan secara sosial dan demografis sepanjang waktu. Sementara dalam hal pemanfaatannya untuk pemenuhan gizi dan kesehatan," tutur Kemal.
Selain itu, perlu keseimbangan dalam mengonsumsi makanan demi mencapai kesehatan tubuh. “Ayo Konsumsi pangan beragam bergizi seimbang dan aman untuk lebih produktif. Kenyang tidak mesti nasi dan kenyang tidak mesti mahal,” katanya. (*)