Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - PT Pegadaian (Persero) berhasil meraih kinerja keuangan yang cemerlang di semester I 2024. Laba bersih Pegadaian pada semester I tahun ini mencapai Rp2,9 triliun, naik sebesar 37,9 persen dari tahun lalu di periode yang sama yakni Rp2,11 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan, menjelaskan, laba tersebut didukung oleh pendapatan usaha perusahaan yang juga mengalami kenaikan sebesar 35,86 persen dari Rp11,83 triliun per Juni 2023 menjadi Rp16,08 triliun pada Juni 2024. "Alhamdulillah semester satu Pegadaian menyala banget, dengan pertumbuhan yang bagus. Tahun ini aset Pegadaian juga tumbuh 20 persen," kata Damar dalam konferensi pers di The Gade Tower Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Damar mengatakan, aset pegadaian tumbuh 20 persen pada akhir Juni 2024 menjadi Rp93,6 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 77,6 triliun. "Ini jarang dalam kondisi saat ini tumbuh 20 persen," ujarnya.
Omzet Pegadaian juga mengalami kenaikan menjadi Rp118 triliun. "Per Juni 2024 omzet kami naik 21,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp97,8 triliun," kata Damar
Jajaran Direksi PT Pegadaian Tbk, berfoto bersama setelah acara konferensi pers di The Gade Tower Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024. TEMPO/Lourentius EP
Damar menargetkan capaian omzet akhir tahun ini adalah dua kali dari capaian omzet pada semester I ini atau sekitar Rp230 triliun. "Semester II biasanya lebih bagus".
Kinerja Pegadaian, Damar melanjutkan, juga didiukung oleh outstanding loan yang tumbuh 22,5 persen menjadi Rp77 triliun pada semester I 2024, dibanding tahun lalu yang sebesar Rp62,9 triliun. Adapun, jumlah nasabah mengalami peningkatan sebesar 9,1 persen menjadi 24,9 juta dari tahun 2023 yang berjumlah 22,8 juta nasabah.
Terkait Non Performing Loan (NPL), Damar menyatakan, berhasil ditekan atau turun 0,54 persen menjadi 1,01 persen dari periode yang sama di 2023 sebesar 1,55 persen. Menurut Damar, adanya Pegadaian, PNM dan BRI sebagai induk Holding Ultra Mikro (Holding UMi) memberikan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia, khususnya UMKM.
Hingga 2023, jumlah UMKM yang belum memperoleh akses ke sumber pendanaan formal menurun drastis menjadi 17 persen dari total UMKM yang sebelumnya berjumlah 66,7 persen pada 2021. Damar berharap Pegadaian dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tidak hanya melalui gadai, tapi pembiayaan dan produk investasi Pegadaian.
"Kami tentu berupaya untuk melakukan peningkatan dan pengembangan terhadap bisnis dan digitalisasi sehingga dapat mencapai visi perusahaan sebagai The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat," ujar Damar. (*)