Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Bupati Oku Timur, Lanosin, berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat program perluasan lahan pertanian di pesisir Sungai Komering. “Perluasan sawah di Jalur Komering menjadi fokus utama kami. Jika ada lahan yang tidak memungkinkan untuk ditanami padi, kami akan membantu penyediaan bibit,” ujar Lanosin, di Oku Timur, pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada beberapa kecamatan di Sungai Komering, program optimasi lahan atau oplah dan normalisasi air telah dimulai. Normalisasi ini berfungsi mengatur aliran air, mencegah banjir saat musim hujan dan memcegah kekeringan saat kemarau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oplah dan normalisasi ini berpotensi penambahan 10.000 hektar lahan sawah baru di pesisir Sungai Komering. Saat ini, oplah telah berhasil menambah 5.000 hektar sawah baru di beberapa kecamatan seperti Madang I, Madang II, Semendawai Barat, dan Cempaka.
“Program ini merupakan komitmen kami yang telah dimulai sejak 2021 dan diharapkan dapat berkembang lebih luas di kawasan pesisir Sungai Komering,” kata Lanosin.
Lanosin percaya, dengan pemanfaatan lahan yang optimal, masyarakat Oku Timur dapat mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. “Bantuan pemerintah yang diberikan harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. OKU Timur adalah daerah swasembada pangan yang layak mendapatkan dukungan oplah dari pusat,” tambahnya.
Keberadaan tanggul dari program ini juga diharapkan dapat berfungsi sebagai bendungan dan menyimpan air untuk keperluan pertanian sehingga dapat meningkatkan frekuensi panen.
“Dari 5.000 hektar sawah baru, jika panen tiga kali setahun, total luas tanam bisa mencapai 15.000 hektar, menghasilkan sekitar 75 ton gabah kering giling,” katanya. “Sekarang tugas kami adalah memotivasi para petani untuk membuka lahan secara maksimal, karena potensi penambahan sawah baru di Jalur Komering bisa mencapai 10.000 hektar,” tambahnya. (*)