Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecepatan layanan dan kenyamanan warga menjadi prioritas utama Wali Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Muhammad Lutfie. Dia mencontohkan jika ada lampu penerang jalan tidak berfungsi atau drainase mampet warga dapat menghubungi pengurus rukan tetangga (RT) dan pusat kendali atau command centre.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nanti, command center yang akan melaporkan ke organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melakukan perbaikan. Lampu penerang jalan yang tidak berfungsi akan diganti oleh dinas perhubungan,” kata Lutfi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengurus RT di seluruh wilayah kota dapat mengecek laporan warga melalui aplikasi di telepon selulernya. Akan ada notifikasi apakah laporannya sudah masuk tahap diproses, disposisi atau selesai. “Kalau masih diproses, berarti belum dikerjakan,” ujar Lutfi.
Melalui command centre, Lutfi dapat memantau kecepatan layanan aparatur pemerintahan kepada warga. Semua laporan akan masuk hingga tuntas ditangani akan terlihat dalam notifikasi.
Kamera pemantau atau closed circuit television (CCTV) juga dipasang di lokasi- lokasi strategis di Kota Bima. Kamera yang ditempatkan di Lampu Merah Polres Bima Kota, Taman Amahami, Simpang Lampu Merah Pasar Raya, Jalan Sultan Hasannudin, Lampu Merah Sadia, Taman Kodo dan Serasuba dapat dilihat melalui dashboard Dinas Kominfo Kota Bima. Ada juga layanan CCTV bencana yang memantau aktivitas bendungan.
Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Bima juga memberikan layanan cepat dan serba digital kepada masyarakat. Lutfi mencontohkan untuk layanan administrasi kependudukan semuanya dalam bentuk digital. “Masyarakat cukup membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan kurang dari dua menit, mereka akan pulang membawa surat, atau bisa juga dikirim dengan PDF. Jadi tidak perlu antre,” ujarnya.
Lutfi juga memberikan akses internet gratis di setiap kampung di Kota Bima. “Masyarakat Kota Bima semuanya menggunakan gadget, tidak ada masyarakat yang tidak pegang ponsel. Seluruh rukun warga (RW) saya pasangkan WiFi,” tuturnya.
Anggota DPR RI Periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini punya alasan menyediakan akses internet gratis di seluruh wilayah kota. Selain mewujudkan sebagai kota pintar atau smart city, akses internet untuk menekan inflasi. “Inflasi yang ada di Kota Bima itu karena adanya tiket pesawat dan pulsa. Ketika saya melakukan kebijakan memasang WiFi di seluruh RW, inflasi langsung turun,” kata Lutfi.
Pria kelahiran 15 Agustus 1971 itu bersyukur karena kebijakannya itu memberikan manfaat bagi warganya. “Mereka tidak lagi terbebani untuk memasang WiFi. Orangtua tidak perlu membeli pulsa. Masyarakat bisa efisiensi untuk pengeluaran mereka,” ujarnya.
Akses internet gratis juga memberikan manfaat kepada anak-anak sekolah dan pelaku UMKM. Para pelajar dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi dapat mengerjakan tugas belajar dari rumah. “Apalagi tugas saat ini sudah digitalisasi menggunakan laptop, dan sebagainya. Jangan ketinggalan zaman, tapi harus harus mengikuti zaman,” ucap Lutfi.
Percepatan Pembangunan
Layanan publik berbasis data menjadi perhatian Lutfi selama memimpin Kota Bima. Selama ini pengelolaan data masih belum terintegrasi. “Data harus menjadi role model bagi siapapun. Kebetulan daerah saya ini kecil, penduduknya hanya 170 ribu, sehingga kami bisa memformulasikan data di dalam pelayanan pemerintah,” tutur dia.
Kebijakan big data pemerintah kota bertujuan agar layanan kepada masyarakat tepat sasaran. Menurut Lutfi penggunaan data akan memudahkan pemerintah menyalurkan bantuan kepada masyarakat.
Pembangunan infrastruktur selama kepemimpinan Lutif terus dikebut. Dia berencana membangun bendungan untuk mengatasi pasokan air di di wilayah timur Kota Bima yang mengandalkan tadah hujan. “Jadi memang daerahnya kering, perlu strategi ke depan”. Adapun wilayah barat Kota Bima didominasi masyarakat yang bergerak di bidang jasa.
Lutfi berharap Kota Bima menjadi kota transit perdagangan. Memiliki lahan terbatas, pergudangan yang ada di Kota Bima serta distributor dapat melayani Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Sumbawa maupun Labuan Bajo. “Harapannya menjadi kota satelit setelah Surabaya,” ujarnya.