Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu dan Mahmud Effendi berencana membuat eskalator ataupun lift untuk wisata religi di Makam Papan Tinggi Barus di daerah Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatra Utara. Saat ini, masyarakat yang ingin berziarah ke sana harus berjalan setidaknya sekitar 100 meter dan menaiki ratusan anak tangga untuk sampai ke atas bukit.
“Di daerah Barus ada tangga seribu, nah bagaimana orang ziarah ke sana? kita fasilitasi, kita siapkan eskalator ataupun lift nanti kita sesuaikan dengan kontur tanahnya,” kata Masinton dalam dalam Debat Publik Pertama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah, di Ballroom Hotel PIA Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, pada Jumat, 8 November 2024.
Masinton mengatakan, seorang pemimpin akan berbicara ide dan gagasan ke depan. “Tentu itu untuk kemajuan daerahnya. Dan semua ini butuh komitmen,” kata Masinton.
Pembenahan tata kelola di wilayah Barus, hanya salah satu upaya Masinton – Mahmud memajukan industri pariwisata. Masinton – Mahmud juga akan mengembangkan potensi pariwisata di daerah pantai.
Hal ini dikarenakan Masinton melihat meskipun Tapanuli Tengah luar biasa kaya karena memiliki pantai, laut, dan juga gunung serta pertanian yang bagus tetapi masyarakatnya masih banyak yang miskin. “Kemiskinan ini ada sebab. Bisa tata kelola pemerintahnya tidak tepat, bisa juga karena faktor korupsi, dan kemudian pemerintahan yang tidak mampu mengembangkan potensi daerahnya.” Untuk itu, Masinton – Mahmud pun akan berupaya mengangkat potensi pariwisata yang ada.
“Kalau Kawasan pariwisata, pantainya terlihat indah dan bersih maka wisatawan akan datang dan merasa aman dan nyaman,” kata Masinton. Jika itu terjadi, lanjut dia, maka potensi penerimaan daerah akan mengalami peningkatan dan tempat wisata menjadi banyak dikunjungi orang.
“Katakan contoh dalam satu kawasan Sabtu-Minggu, Pantai Kalangan dan Pantai Pandan bisa dikunjungi umpama di atas 5000 orang. Kalau per orang menghabiskan Rp 200 ribu di sekitaran pantai tersebut maka akan ada perputaran uang Rp 1 miliar terhadap UMKM dan pedagang kecil di sekitaran pantai.”
Kemudian, lanjut dia, kawasan pantai barat juga akan dibuat master plan tentang Tapanuli growth di sana. “Bagaimana kita memfasilitasi perdagangan, industri jasa transportasi, dan lain sebagainya,” ujar Masinton.
Hal ini perlu dilakukan karena Masinton melihat masih ada kendala dalam akses jarak tempuh yang membuat biaya logistik menjadi mahal. “Baik itu dari wilayah Tapanuli Selatan, dari wilayah Tapanuli Utara kalau kirim barang melalui Belawan itu jarak tempuh dan biaya logistik sangat mahal.”
Maka, kata Masinton, mereka akan menghidupkan kembali pelabuhan-pelabuhan di kawasan pantai barat khususnya yang ada di Tapanuli Tengah. “Semua ini sebagai potensi pertumbuhan daerah Tapanuli Tengah,” ujar dia. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini