Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melihat Pertumbuhan Ekonomi di Virtue Dragon

Wilayah yang awalnya rawa berubah menjadi kawasan industri yang telah meningkatkan perekonomian 30 ribu pekerja lokal dan memberi pemasukan negara hingga triliunan rupiah.

5 Agustus 2022 | 11.53 WIB

Melihat Pertumbuhan Ekonomi di Virtue Dragon
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Pada 20 Januari 2022, sebuah kapal besar membawa 13.677 ton feronikel dari Pelabuhan Morowali Virtue Dragon, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Tiongkok. Feronikel ini hasil produksi PT Gunbuster Nickel Industry Indonesia yang beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah kapal batch pertama itu, puluhan kapal besar maupun kecil sekarang banyak yang bersandar di pelabuhan Morowali Virtue Dragon. Tampak Crane besar memindahkan potongan-potongan feronikel dari area produksi menuju tempat berlabuhnya kapal, yang selanjutnya akan diangkut ke Tiongkok untuk diolah menjadi berbagai produk akhir stainless steel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sejak kehadiran kawasan industri Virtue Dragon, perekonomian Sulawesi Tenggara semakin berdenyut. Menurut statistik, pajak di Indonesia yang dibayarkan Kawasan Industri Virtue Dragon mencapai 3 miliar yuan (sekitar 6,59 triliun rupiah). Kawasan ini juga telah membantu masyarakat setempat dengan memperbaiki dan membuat jalan umum sepanjang 15 kilometer, plus 20 jembatan. 

Di dekat kawasan industri, terdapat Desa Puruy dengan sederet toko memiliki papan nama dalam bahasa Mandarin. Pelanggannya adalah para pekerja dari Virtue Dragon. Selain puluhan ribu pegawai lokal, ada ribuan pegawai asal Tiongkok yang pastinya membutuhkan berbagai barang keperluan sehari-hari. Mahdi, Kepala Desa Puruy, mengatakan bahwa pekerjaan mayoritas penduduk desa berhubungan dengan Kawasan Industri Virtue Dragon, terlebih dalam dua tahun terakhir ini. Walaupun Covid-19 mempengaruhi perekonomian, Kawasan Industri Virtue Dragon membantu penduduk setempat untuk melewati masa sulit tersebut. 

Ruli Damadi, 32 tahun, adalah salah satu karyawan yang bekerja di Virtue Dragon. Sebagai penduduk lokal, ia menjadi saksi kawasan tersebut yang sebelumnya hanya rawa telah bertransformasi menjadi kawasan industri dengan produksi jutaan ton feronikel per tahun.

Ruli pun mengalami perubahan ekonomi yang signifikan. “Bekerja di Kawasan Industri Virtue Dragon selama 5 tahun, saya beserta istri dan 3 anak awalnya tinggal di rumah kayu sederhana hingga akhirnya pindah ke apartemen. Bersama teman kerja, dari awalnya menumpang mobil yang lewat saat berangkat dan pulang kerja, hingga akhirnya bisa membeli sebuah motor milik sendiri,” ujarnya yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala Bagian Produksi. 

Ia pun sempat ditugaskan perusahaan ke Tiongkok untuk ikut pelatihan, mempelajari teknologi peleburan yang canggih. “Saya juga belajar sedikit bahasa Mandarin,” kata Ruli.

Kisahnya merupakan satu contoh dari 30 ribu karyawan Indonesia lainnya di Kawasan Industri Virtue Dragon. Saat ini, 80 persen pekerja adalah masyarakat lokal.

Kawasan Industri Virtue Dragon diprakarsai oleh Jiangsu Delong Group pada 2015, atau dua tahun setelah “Belt & Road Initiative” (BRI) dicetuskan. Indonesia-Tiongkok bekerja sama dalam BRI yang mendorong lebih banyak perusahaan modal Tiongkok untuk berinvestasi di negeri ini. 

Melihat potensi nikel sangat besar di Sulawesi Tenggara, maka Jiangsu Delong Group masuk ke Indonesia untuk memproses bijih nikel menjadi feronikel, sehingga Indonesia tidak lagi mengekspor dalam bentuk bahan baku. Proses pengolahan bahan baku bijih nikel menjadi feronikel memberikan nilai tambah 14 kali lipat. Apabila diolah menjadi stainless steel, nilai tambahnya menjadi 19 kali lipat, karena nilai ekspor stainless steel dapat mencapai US$ 20,8 miliar atau Rp 4,57 triliun pada 2021.

Karena itulah, Presiden Joko Widodo saat meresmikan pabrik feronikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di kawasan ini, sangat berterima kasih terhadap kehadiran perusahaan-perusahaan Tiongkok, termasuk Delong Group.

“Kita juga dapat melihat bahwa kawasan industri Virtue Dragon menciptakan 30.000 lebih lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Angka ini sangatlah luar biasa. Selain membawa teknologi pengolahan dan produksi, perusahaan itu juga menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat lokal, serta mendatangkan banyak kesempatan bagi UMKM setempat, mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bidang usaha yang terkait,” kata Presiden, tahun lalu.

Menurut Zhou Yuan, Direktur Utama Kawasan Industri Virtue Dragon Indonesia, Jiangsu Delong Nickel Industry Co., Ltd bekerja sama dengan Grup First Heavy Industry asal Tiongkok, berinvestasi untuk proyek peleburan feronikel dengan kapasitas 600.000 ton per tahun senilai 6 miliar yuan (sekitar 13,18 triliun rupiah). Perusahaan juga bekerja sama dengan Grup Xiamen Xiangyu, berinvestasi untuk proyek terintegrasi peleburan feronikel dan stainless steel dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun senilai 18 miliar yuan (sekitar 39,56 triliun rupiah).

Sebagai kawasan industri yang tumbuh di Indonesia dengan pendanaan dari Tiongkok, Kawasan Industri Virtue Dragon juga berupaya memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau CSR. Pada April silam, Yayasan Zhu Mingdong & Zhou Yuan mendonasikan obat-obatan senilai 1,1 juta yuan (sekitar 2,41 miliar rupiah) kepada sebuah lembaga sosial masyarakat di Jakarta. Lembaga sosial tersebut mengkhususkan diri dalam membantu pasien melawan pandemi Covid-19.

Saat Covid-19 mulai merebak pada awal 2020, Kawasan Industri Virtue Dragon telah mendonasikan lebih dari 600 ton oksigen, 1.200 unit oksigen konsentrator 10L, masker sekali pakai, obat-obatan, makanan, dan bahan-bahan lainnya kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dengan nilai akumulasi mencapai lebih dari 30 juta yuan (sekitar 65,8 miliar rupiah).

Pada 2021, Yayasan ini menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara untuk mempercepat pelaksanaan proyek-proyek kesejahteraan masyarakat. Yayasan mendirikan Politeknik Tridaya Virtu Morosi yang dibangun di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Politeknik ini membuka tiga fakultas, yakni Fakultas Metalurgi (Permesinan), Fakultas Teknik Kelistrikan (PLTU), dan Fakultas Teknik Sipil Konstruksi. Tujuannya untuk menumbuhkembangkan bakat profesional dan teknis tenaga lokal di Indonesia yang berpeluang menjadi pekerja di Kawasan Industri Virtue Dragon.

Sejak pendiriannya, Yayasan Zhu Mingdong & Zhou Yuan telah memberikan bantuan materi senilai lebih dari 15 juta yuan (sekitar 32,9 miliar rupiah) untuk bencana banjir di Kendari, gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di Palu, serta kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19. (*)

 

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus