Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Desa Yandri Susanto Tanggapi Pencemaran Sungai Ciujung

Yandri Susanto dan Menteri Lingkungan Hidup Faisol Nurofiq menanggapi laporan masyarakat tentang pencemaran di sungai Ciujung. Diperlukan penanganan masalah secara kolaboratif.

9 November 2024 | 10.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menanggapi masalah pencemaran Sungai Ciujung, Banten. Menurut dia, penanganan perlu kerja sama semua pihak seperti pemerintah daerah, desa, dan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kolaborasi lintas sektor, lintas pemangku kepentingan menjadi prasyarat keberhasilan pengendalian pencemaran sungai," ujarnya saat meninjau sungai di Kabupaten Serang tersebut pada Jumat, 8 November 2024, bersama bersama Menteri Lingkungan Hidup Faisol Nurofiq.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolaborasi ini dimungkinkan, mengingat pemerintah daerah termasuk pemerintahan desa saat ini sedang mendapat pelatihan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD). Program hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia ini, dijalankan beberapa kementerian, yaitu KemendesPDT, Kemendagri, KemenkoPMK, Kemenkeu, dan Bappenas.

Adapun, peninjauan Yandri dan Faisol ke Sungai Ciujung untuk menanggapi laporan dari kepala desa dan tokoh masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Disinyalir, pencemaran terjadi sebagai dampak dari industri.

"Saya tidak punya kewenangan terkait lingkungan, kami berkolaborasi dengan Menteri Lingkungan Hidup untuk memastikan warga yang terdampak industri itu bisa segera kita atasi secepat mungkin,” ujarnya.

“Kita berharap industri tetap jalan, tenaga kerja teruslah bekerja. Tapi, jangan sampai lingkungannya dirusak, pertanian jadi rusak, tambak jadi rusak, air tidak bisa dipakai, penyakit makin banyak. Itu yang kita tidak ingin terjadi.”

Bantaran Sungai Ciujung terdiri dari empat kecamatan yang langsung bersentuhan dan dijadikan sumber penghidupan masyarakat. Sebagai tempat mancing, mandi, pertanian dan lainnya. Keempat kecamatan itu yakni Tanara, Lebak Wangi, Tirtayasa dan Carenang.

"Kita dapat laporan sudah sepuluh tahun ini air sungai menjadi keruh, cenderung bau dan tidak bisa dipakai. Oleh karena itu, setelah kita monitoring ini, janji Menteri Lingkungan Hidup dalam 3-4 bulan akan kembali jernih dan air bisa dipakai lagi. Kita ingin warga bahagia dan makmur serta sejahtera," katanya. (*)

 

Sandy Prastanto

Sandy Prastanto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus