Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Mini Agrowisata Jadi Wisata Edukasi Pertanian di Surabaya

Mini Agrowisata menjadi bukti nyata kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam bidang pertanian.

7 Oktober 2019 | 11.20 WIB

Mini Agrowisata, Primadona Wisata Edukasi Pertanian di Surabaya.
Perbesar
Mini Agrowisata, Primadona Wisata Edukasi Pertanian di Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL — Mini Agrowisata menjadi bukti nyata kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam bidang pertanian. Di tengah himpitan lahan yang semakin minim, pemkot tetap mengembangkan konsep edukasi pertanian, peternakan, dan perikanan yang terintegrasi. Tak heran, Mini Agrowisata kini menjelma menjadi primadona wisata edukasi di Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Berlokasi di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Jalan Pagesangan 2 Nomor 56, Mini Agrowisata menyajikan beragam tanaman hortikultura. Ada pula budidaya ternak, seperti ayam petelur, kelinci, dan kambing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, pengunjung juga bisa melihat dan mempelajari langsung budi daya ikan dan udang. Usai berkeliling, Ikan Garrarufa osteochilus vittatus (ikan terapi) siap memberikan relaksasi kepada para pengunjung.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DKPP, Erna Purnawati, mengatakan Mini Agrowisata berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektare sejak beberapa tahun silam. “Ini dibuka untuk umum secara gratis. Biasanya para pelajar juga berkunjung ke sini. Mereka belajar banyak hal di sini,” ujarnya.

Selain itu, mereka juga bisa merasakan sensasi memetik buah dan memanen sayur-mayur sendiri ketika waktunya panen. Mengonsumsi hasil panen sendiri sangat berbeda dibanding dengan beli di pasar atau supermarket. Biasanya, waktu panen datang setiap tiga bulan sekali, sehingga apabila pengunjung itu beruntung, mereka akan memanen sendiri buah dan sayuran.

Erna mengutip perintah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, bahwa hasil panen Mini Agrowisata tidak boleh dijual. Oleh karena itu, DKPP membagi-bagikan hasil panen tersebut kepada warga atau pengunjung.

Namun demikian, hal terpenting dari keberadaan Mini Agrowisata adalah fungsi edukasi. Untuk memaksimalkan fungsi tersebut, Erna mengatakan bahwa pihaknya rutin mengadakan penyuluhan.

Tak jarang, kegiatan tersebut dibarengi dengan pembagian bibit tanaman dan pelatihan urban farming secara gratis agar masyarakat memahami manfaat bercocok tanam dan tertarik untuk menerapkannya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian, Rahmad Kodariawan, mengatakan pihaknya akan terus mengembangkan Mini Agrowisata dengan menambah jenis varietas tanaman yang ada di situ. Saat ini sudah ada 150 jenis varietas tanaman dan untuk jenis tanaman berbuah, jumlahnya ada 15 jenis.

Ke depan DKPP akan lebih fokus pada penambahan jenis tanaman yang langka, supaya masyarakat punya akses untuk mendalami tanaman-tanaman langka.

Yuni Ardiana, salah satu pengunjung Mini Agrowisata mengaku sudah beberapa kali mendatangi pertanian terpadu itu. Bahkan, ia beberapa kali pula meminta bibit di tempat tersebut. “Kadang kalau hari libur, saya bawa anak-anak ke sini, hitung-hitung buat bermain sekaligus belajar tentang pertanian dan peternakan,” kata Yuni. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus