Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tampil dengan model rambut berponi dan mengenakan setelan hitam dan merah, Isyana Sarasvati sukses memukau Isyanation—sebutan untuk penggemar Isyana—di El Dorado, Kota Bandung, Jumat 10 Juni 2022. Pementasan ini merupakan lanjutan dari konsernya di Jakarta, 3 Juni silam, yang menjadi penampilan perdana setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19. Rangkaian tur ini sekaligus mempromosikan album ketiga Lexicon yang bergenre rock progresif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Isyana, konser di Bandung berarti pulang kampung. Selama pandemi ia tidak bisa mudik dan bertemu dengan orang tuanya. “Sedih banget, terpukul banget. Tapi sekarang akhirnya aku bisa kembali ke kota kelahiran, membawa album Lexicon ini yang amat sangat personal buat Isyana,” ujar perempuan 29 tahun itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penampilannya kali ini pun kian istimewa, karena kedua orang tuanya, suami dan mertuanya menyaksikan langsung penampilannya di atas panggung. “Senang banget (ditonton keluarga) karena dari dulu mereka sangat suportif terhadap apa yang aku ingin capai yaitu berkarya musik. Mereka nonton jadi ini salah satu bentuk support,” ucapnya.
“Dengan apresiasi mereka yang selalu konsisten, aku bersyukur banget dikelilingi orang-orang yang sangat suportif. Suami aku juga kebetulan sibuk banget, tapi tiba-tiba hari ini hadir dan surprise.”
LEXICONCERT BANDUNG - Isyana Anak Motor.
Jebolan Nanyang Academy of Fine Arts dan Royal College of Music itu melanjutkan, pementasan di Bandung berbeda dengan Jakarta. Jika sebelumnya menggaet Gamaliel, kini Isyana mengundang Afgan Syahreza dan Rendy Pandugo melantunkan “Lagu Cinta” dari Dewa 19 dan “Heaven”.
Terkait penampilan rambutnya yang berbeda, Isyana melanjutkan, agar sesuai dengan konsep albumnya dan akan menjadi jembatan untuk album selanjutnya yang masih bergenre rock progresif dan klasik. “Karena album nanti pokoknya satu benang merah sama look-nya,” ucapnya.
Isyana bercerita, ekplorasi memainkan rock progresif dan klasik cukup alamiah karena sejak kecil terbiasa mendengarkan genre tersebut. Namun kecintaannya pada dua genre tersebut baru terwujud pada album ketiga. “Jadi enggak ada terlalu banyak adaptasi gitu sih, karena emang sudah terbiasa,” tutur istri dr. Rayhan Maditra Indrayanto itu.
Isyana sebelumnya lebih dikenal karena membawakan genre pop dan R n B yang kental pada album Explore! (2015) dan Paradox (2017). Menurut dia, petualangannya kini di ranah rock progresif merupakan proses belaka. “Aku merasa semua itu proses, jadi evolusi musik Isyana. Itu juga proses pendewasaan Isyana. Makanya aku enggak akan lupa dan itu akan tetap jadi bagian konser sebagai bagian nostalgia lagu-lagu yang di luar album yang sekarang,” kata dia.
Kendati pergi dari label musik besar, kata Isyana, proses bermusiknya pun tidak banyak berubah. “Mungkin perbedaannya, ya sekarang aku jadi bener-bener turun, terjun ke segala sisi, aspek, atau elemen konser ini. Aku memang pengen konser ini bisa merepresentasikan bagaimana pentingnya album Lexicon ini untuk Isyana. Makanya aku ikut dalam pembuatan visualnya, nanti juga kostum, desain kostum, lighting, arnsemen musik. Semua aku turun tangan,” katanya.
Rangkaian konser Isyana masih akan berlanjut. Ia akan menggebrak Kota Semarang pada 17 Juni, Kota Surabaya pada 15 Juli, dan terakhir di Bali pada 22 Juli mendatang. (*)