Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masa pandemi Covid-19 membuat rapat atau diskusi yang semula berlangsung dengan tatap muka kini beralih menjadi pertemuan virtual atau video call. Keuntungan pertemuan virtual adalah keterbatasan ruang rapat dan jarak yang jauh tidak lagi menjadi kendala. Bahkan peserta rapat bisa lebih banyak dibanding pertemuan dalam ruangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tren telekonferensi yang berkembang pesat sejak 2016 menemukan momennya empat tahun kemudian. Berkat kebiasaan baru bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dan belajar dari rumah atau study from home (SFH), permintaan berbagai kebutuhan perangkat yang mendukung pertemuan virtual (webcam) pun meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk rapat yang diadakan lembaga pemerintahan atau perusahaan besar, stabilitas dan keamanan koneksi jaringan layanan data membutuhkan perangkat telekonferensi yang memadai. Untuk keperluan tersebut, PT Nusantara Tridaya Inovasi (NTI) menyediakan layanan menyeluruh mulai dari konsultasi, penyediaan perangkat telekonferensi, pemasangan hingga perawatan.
Ada sejumlah kementerian dan lembaga negara yang menjadi pelanggan PT NTI. Di antaranya Kementerian Dalam Negeri dengan seluruh kantor perwakilannya di daerah, Kementerian Pertanian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Markas Besar TNI, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Selain itu PLN, BNI, BRI, Angkasa Pura II, dua perusahaan transportasi online Gojek dan Grab, dan empat stasiun TV swasta nasional, juga memberi kepercayaan instalasi sistem telekonferensinya pada PT NTI. Direktorat Lalu Lintas POLRI wilayah Kalimantan Selatan juga menggunakan jasa NTI untuk pemasangan monitor terpadu di Pusat Pengendali Lalu Lintas (Regional Trafic Management Center) .
Sebagai perusahaan sistem integrator yang didukung sejumlah vendor ternama, PT NTI berupaya memberikan solusi terbaik untuk setiap kebutuhan klien. “Kami lebih mendengarkan keinginan klien, bukan sekadar menawarkan produk,” ujar General Manager, Yoan Christa saat ditemui di kantor PT NTI, Rabu, 10 Juni 2020.
Yoan menjelaskan, tim konsultan NTI bersedia melakukan pertemuan rutin dengan klien untuk mencari solusi terbaik. “Saat klien memberi tahu keinginannya, kami harus berdiskusi dengan mereka beberapa kali, hingga akhirnya ketemu solusi yang sesuai kebutuhan,” kata Yoan.
Sejumlah pelanggan menjadi loyal karena PT NTI selalu mendengarkan kebutuhan klien terlebih dahulu. Perusahaan yang beroperasi sejak 2012 ini tidak menargetkan untuk menjual banyak produk dan layanan untuk mengeruk keuntungan besar. “Kami menyediakan solusi sesuai kebutuhan klien dan tidak menyarankan over specs (melebihi spesifikasi kebutuhan),” ujar Yoan.
Berbagai piranti telekonferensi yang ditawarkan PT NTI mengalami kenaikan harga karena permintaan yang tinggi. Webcam seri BCC950 yang biasa dipasang di rumah dijual seharga Rp 3,5 juta. Dengan paket termasuk pelantang suara (speaker) dan mikrofon, alat ini telah terjual 1.000 unit.
Sedangkan satu set telekonferensi untuk ruang rapat dengan kapasitas 10 peserta dan penggunaan IP address lokal untuk menjamin enkripsi keamanan, dibutuhkan biaya hingga Rp 50 juta. Ini termasuk instalasi kamera, pelantang dan mikrofon, TV berukuran besar dan akun untuk telekonferensi.
Pandemi Covid-19 juga memberi tantangan untuk PT NTI, yakni kesulitan melakukan pemasangan di luar daerah selama masa PSBB. Untuk itu tim NTI bersedia melakukan panduan dari jarak jauh. Ini juga yang dilakukan salah satu kliennya di Bontang, Kalimantan Timur, yang berhasil melakukan pemasangan piranti telekonferensi. Tim servis PT NTI pun siap memberikan bantuannya 24 jam dan tujuh hari sepekan. (*)