Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO JABAR - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meresmikan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Kamis, 18 Januari 2018. Ada dua wilayah kerja yang menjadi target pengentasan kekumuhan di Kecamatan Ciledug, yaitu di Desa Jatiseeng dan Kelurahan Sumber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kotaku merupakan program pemerintah Jabar untuk mengentaskan kekumuhan lingkungan. Pemprov menargetkan pada 2019 kawasan kumuh akan hilang. Program ini menerapkan gerakan 100-0-100. 100 persen pertama kota tanpa kumuh bisa mengakses air bersih; Angka 0, yaitu bagaimana mengurangi kawasan kumuh hingga 0 persen. Dan 100 persen kedua, kotaku mampu menciptakan sanitasi yang baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan 100-0-100 ini, kita harapkan bisa menciptakan masyarakat atau keluargaa yang sehat, agar tercipta generasi yang baik. Masyarakat bisa melakukam aktifitas apapun," ujar Wagub Deddy Mizwar.
Menurut Deddy, kotaku menjadi sangat strategis, sebab sangat menentukan derajat atau tingkat kesehatan masyarakat. “Percuma ada pendidikan gratis kalau masyarakatnya tidak sehat, masyarakatnya tidak produktif," ujarnya.
Pemerintah, kata Deddy, tidak bisa sendiri mengatasi masalah kemiskinan dan kekumuhan. Untuk itu, dia juga mengajak semua pihak bekerjasama dalam mengatasi masalah kawasan kumuh. "Oleh karena itulah, saya meminta semua komponen masyarakat bahu-membahu menghilangkan masalah kekumuhan di sekitar kita, baik di kota maupun di desa," ajak Wagub.
Untuk mendukung terwujudnya tujuan program Kotaku ini, di tingkat kelurahan/desa telah dibentuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Sejak 2007-2017 di Kabupaten Cirebon telah terbentuk 195 BKM, dengan jumlah relawan yang terlibat aktif sebagai anggota BKM sebanyak 2.535 orang.
Sementara itu, pada 2015-2017 infrastruktur terbangun di Kabupaten Cirebon meliputi jalan lingkungan sepanjang 20.260 meter, drainase sepanjang 9.752 meter, bangunan rumah sebanyak 184 unit, 4 unit TPS, 16 unit MCK, 8.821 meter saluran pembuangan air limbah (SPAL), serta 13 unit hidran.
Desa Jatiseeng merupakan salah satu desa yang tersentuh oleh program Kotaku. Hal ini karena kawasan kumuh di desa ini pada awalnya seluas 14,25 hektare. Dana program Kotaku di Desa Jatiseeng bersumber dari program kolaborasi tahap 1 (2015) sebesar Rp 182,9 juta, program kolaborasi tahap 2 (2016) sebesar Rp 128,8 juta, dan program PLPBK 2017 sebesar Rp 576,8 juta, sehingga selama 3 tahun terakhir Desa Jatiseeng telah menerima bantuan sebesar Rp 888,6 juta.
Pada hari yang sama, Deddy juga meresmikan Ipal Komunal dan Jaringan Perpipaan Sambungan Rumah - Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Reguler di RW 05 Dusun Getrak, Desa Tanjunganom, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon.
Sanitasi ini menerapkan Ipal (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Komunal, dimana limbah dari rumah warga dialirkan langsung ke dalam Ipal Komunal. Ipal ini bisa memproses air limbah hingga menjadi bersih dengan tingkat pencemarannya hingga di bawah 30 miligram per liter, sehingga aman dialirkan ke sungai.
Deddy mengatakan bahwa sangat penting Sanimas ini dibangun di berbagai kawasan. "Apalagi Desa Tanjunganom ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kita perbaiki agar desa-desa perbatasan ini bisa lebih baik," kata Wagub.(*)