Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia, meninjau proyek pengembangan pabrik dan pemurnian (smelter) nikel Rotary Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) & High-Pressure Acid Leach (HPAL) PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Selasa,17 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian PPN/Bappenas P.N. Laksmi Kusumawati mengatakan, kunjungan ini terkait dengan masuknya proyek pengembangan pabrik RKEF & HPAL PT Ceria Nugraha Indotama ke dalam Daftar Proyek Prioritas Investasi Swasta (DPPIS) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023. “Kementerian PPN/Bappenas melakukan site visit ke lokasi proyek PT Ceria Nugraha Indotama guna mendapatkan informasi lebih dalam mengenai proyek pengembangan pabrik RKEF & HPAL,” kata Laksmi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputy President Director PT Ceria Nugraha Indotama Djen Rizal mengapresiasi kunjungan dari tim Kementerian PPN/Bappenas tersebut. Ia pun bersyukur proyek RKEF dan HPAL PT Ceria Nugraha Indotama masuk daftar proyek prioritas investasi swasta dalam rencana kerja pemerintah RI, melalui Kementerian PPN/Bappenas.
"Atas semua kepercayaan dan amanah pemerintah ini, kami mengucapkan puji Syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa, semoga amanah ini dapat kami tuntaskan dengan sebaik baiknya,” ujarnya.
Djen Rizal mengatakan, dalam pembangunan proyek-proyek besar lainnya, perusahaan sangat membutuhkan stabilitas yang kondusif dalam periode pembangunan. Selain masuk dalam Daftar Proyek Prioritas Investasi Swasta (DPPIS) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023, sebelumnya proyek smelter PT Ceria Nugraha Indotama juga sudah ditetapkan masuk Proyek Strategi Nasional (PSN) dan Obyek Vital Nasional (Obvitnas).
“Kami berharap, dengan masuknya PT Ceria dalam 3 kategori tersebut, perusahaan bisa mendapatkan manfaat yang signifikan dalam mendukung kelancaran proyek yang ditargetkan selesai awal 2024,” kata dia.
Sebagai perusahaan swasta nasional, saat ini PT Ceria sedang berpacu untuk menyelesaikan proyek smelter yang di lokasi tersebut. Adapun smelter PT Ceria yang sedang dibangun akan menggunakan 2 teknologi utama, teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 4×72 MVA, terdiri dari 4 Iajur produksi untuk mengolah bijih Nikel Saprolite yang ditargetkan rampung 2024 dan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk mengolah bijih Nikel Limonite (Bijih Nikel kadar lebih rendah) untuk menghasil baterai kendaraan listrik yang ditargetkan rampung 2026.
Total kapasitas produksi dari smelter nikel RKEF ini nantinya dapat menghasilkan sekitar 252.000 ton Ferronickel (FeNi) dengan kandungan 22 persen Nickel atau sejita 55.600 ton Nickel di dalamnya. Sedangkan dari pengolahan HPAL akan memiliki kapasitas produksi sebesar 308.000 ton dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang di dalamnya terkandung 120.000 ton Logam nikel dan lebih dari 12.500 ton cobalt.
Produk FeNi ini nantinya dapat diolah lebih Ianjut untuk memproduksi Stainless Steel dan produk turunannya (consuming needs). Sementara MHP merupakan produk antara untuk diolah Lebih lanjut menjadi nickel sulphate yang merupakan bahan baku utama prekursor baterai (material katoda).
PT Ceria juga saat ini sedang melakukan studi kelayakan untuk mengolah lebih lanjut FeNi menjadi Nickel matte dan Nickel Sulphate, serta mengolah lebih lanjut MHP menjadi Nickel Sulphate. Selanjutnya Nickel Sulphate dari 2 jalur produksi tersebut akan diolah menjadi prekursor yang merupakan bahan baku utama baterai (material katoda dan anoda baterai).
Seluruh aktivitas industri PT Ceria menerapkan prinsip dan kaidah Environment, Social and Governance (ESG). PT Ceria berkomitmen untuk mengupayakan kegiatan produksi yang hijau dengan jejak karbon serendah mungkin. PT Ceria juga akan mengimplementasikan program dekarbonisasi dengan berpartisipasi dalam pasar karbon dengan melakukan perdagangan karbon (carbon trading).