Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Guru Besar dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Prof Supli Effendi Rahim mengatakan, untuk mengantisipasi tingginya harga produksi pertanian terutama terkait kelangkaan pupuk subsidi, para petani diharapkan bisa mengambil langkah alternative.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya dengan membuat pupuk organik, untuk kelangsungan ketersediaan pupuk dan menekan ketergantungan terhadap pupuk subsidi. "Petani bisa membuat sendiri yakni pupuk organik, yakni pupuk kompos dan pupuk cair," katanya di Palembang Sumsel, Selasa, 18 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akademisi ini menilai pupuk organik sangat penting bagi petani, terutama harus dibuat secara mandiri. Namun dibutuhkan edukasi dan sosialisasi ke petani, terkait kelemahan pupuk subsidi atau kimia bagi tanaman.
"Petani mesti diberi edukasi tentang kelemahan pupuk subsidi yang notabene pupuk kimia. Petani mesti dilatih cara pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik. Pupuk organik menjadi solusi terbaik bagi petani, di tengah ketergantungan dan keterbatasan pupuk subsidi," ujarnya.
Pernyataan Prof Supli ini lantaran masih banyak petani di Sumatera Selatan (Sumsel), yang masih ketergantungan pupuk subsidi yang berbahan kimia. Padahal alokasi pemerintah untuk pupuk subsidi sangat terbatas dan tidak mampu memenuhi semua kebutuhan petani di Indonesia.
Dari data Kementerian Pertanian (Kementan), alokasi pupuk subsidi tahun 2022 hanya sekitar 37-42 persen, dari total kebutuhan petani di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk, para petani terpaksa memakai pupuk nonsubsidi dengan harga yang jauh lebih mahal.
Prof Supli berharap pemerintah ikut mendukung para petani agar mandiri dalam membuat pupuk organik secara baik dan benar. "Pemerintah harus memberi pelatihan tentang cara membuat pupuk organik, memberi insentif dalam bentuk hadiah kepada mereka tekun membuat pupuk organik secara mandiri," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sudah mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk organik. "Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat, karena perang keduanya,” ujarnya.
Jadi yang tidak mendapatkan pupuk subsidi, Mentan minta agar segera menghadirkan pupuk organik. Minimal ada satu kabupaten di Indonesia, yang menjadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat. (*)