Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumah Batik Komar Patenkan Batik Pendulum ke DJKI

Mematenkan karya adalah langkah penting dalam melindungi karya anak bangsa agar tetap menjadi kebanggaan dan aset nasional.

25 Februari 2025 | 18.30 WIB

Ciri khas batik canting dan cap yang menari di atas kain, mencipta motif-motif penuh makna di Rumah Batik Komar, Bandung pada Senin 24 Februari 2025. Dok. Kemenkumham
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ciri khas batik canting dan cap yang menari di atas kain, mencipta motif-motif penuh makna di Rumah Batik Komar, Bandung pada Senin 24 Februari 2025. Dok. Kemenkumham

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL - Batik Indonesia lekat dengan jejak canting dan cap yang menari di atas kain, mencipta motif-motif penuh makna. Namun, di Rumah Batik Komar, Bandung, ada kisah lain yang terukir dengan gerak yang lebih bebas—sebuah corong berisi malam panas yang berputar perlahan di atas bentangan kain putih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Para pembatik akan menambahkan bentuk kreasi lain di atas kain putih untuk memberikan kesan kontemporer yang trendi sekaligus menjaga motif khas batik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Proses Batik Pendulum ini adalah salah satu inovasi pemilik Batik Komar, Komaruddin Kudiya, dari Bandung, Jawa Barat. Menurut sang anak, Nauval Makareem, inovasi dalam industri batik sangatlah penting karena cepatnya perkembangan selera masyarakat dan juga rawannya penjilplakan.

“Untuk penjiplakan corak batik itu bisa terjadi di mana saja dan biasanya terjadi dengan begitu cepat. Untuk mengantisipasi itu, kami terus berekreasi dan mencoba memberikan pelindungan bagi sejumlah corak batik eksklusif kami seperti Batik Pendulum ini,” ujar Nauval, di Rumah Batik Komar, Bandung, pada Senin, 24 Februari 2025.

Meski proses membatik telah dicatatkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi, Rumah Batik Komar tetap merasa perlu mencatatkan 119 corak batik cap dan batik tulis untuk menjaga originalitas produknya.

Pihaknya juga tengah dalam proses mematenkan dua teknik membatik yaitu pendulum manual dan otomatis. Karena invensi dan eksklusivitas tersebut, Batik Pendulum dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.

Nauval mengatakan, ayahnya bukan hanya seorang pembatik tetapi juga seorang akademisi yang sangat memperhatikan perkembangan batik dari seluruh dunia. Komar telah mendokumentasi karya yang lengkap dan detail dimulai dari pengumpulan sketsa atau gambar dasar dari ukuran A4 hingga A0 dilengkapi dengan format data digital dalam format vector yang lengkap. Koleksinya termasuk batik yang dibuat dengan teknik shibori dari Jepang.

Nauval pun mengaku resah dengan kehadiran kain sablon bermotif batik karena secara harga dan kecepatan, batik asli Indonesia tidak akan mampu bersaing. Karena itulah, Batik Komar dan pemerintah terus mencoba memberikan edukasi terkait batik. Dia berharap proses membatik yang telah menjadi warisan turun temurun ini terus terjaga.

“Warisan Budaya Batik yang sudah diakui oleh UNESCO ini bisa hilang apabila tidak ada lagi pembatik yang dapat menjaga kualitas batik yang selama ini kita banggakan. Jadi, jangan kira warisan ini akan selamanya menjadi milik kita di tengah gempuran klaim batik dari luar negeri,” ujar Nauval.

Karena itu, Rumah Batik Komar pun menjaga kelestarian batik lewat pemberian seminar, paket tur dan membatik yang dapat memberikan pengalaman eduwisata kepada para pelajar maupun wisatawan Bandung. Diperkirakan 1.000 orang merasakan pengalaman tersebut di Rumah Batik Komar setiap bulannya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Razilu berharap lebih banyak orang memahami, menghargai serta melestarikan proses kreatif di balik pembuatan setiap batik nusantara. Ia berharap lebih banyak pembatik yang lahir dan menciptakan kreasi yang membangun ekonomi serta budaya Indonesia.

“Inovasi seperti Batik Pendulum dari Batik Komar membuktikan bahwa kekayaan intelektual tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri kreatif Indonesia,” kata dia.

Menurutnya, pendaftaran paten atas teknik ini adalah langkah penting dalam melindungi karya anak bangsa agar tetap menjadi kebanggaan dan aset nasional. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus