Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sanimas untuk Terwujudnya Lingkungan Sehat

Puluhan kota dan kabupaten di Indonesia telah memulai perbaikan peningkatan kualitas lingkungan permukiman.

3 Desember 2019 | 19.06 WIB

Kementerian PUPR melalui Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktorat
Jenderal Cipta Karya bekerja sama dengan Islamic Development Bank telah
dikembangkan di 13 provinsi, 58 kabupaten dan kota, serta 1.800 titik lokasi kegiatan
Program Sanimas IsDB
Perbesar
Kementerian PUPR melalui Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya bekerja sama dengan Islamic Development Bank telah dikembangkan di 13 provinsi, 58 kabupaten dan kota, serta 1.800 titik lokasi kegiatan Program Sanimas IsDB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL — Urbanisasi pesat di Indonesia telah membawa tantangan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi penduduk. Di antaranya pengelolaan air limbah domestik, untuk menghindari pencemaran air tanah, sungai, dan sumber mata air akibat pembuangan limbah domestik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Puluhan kota dan kabupaten di Indonesia telah memulai perbaikan peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Hal ini dilakukan melalui pembangunan infrastruktur yang dikemas dengan nama Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR Melalui Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya bekerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sanimas Islamic Development Bank (IsDB) diarahkan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan akibat kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) dan sanitasi yang buruk, dengan menyediakan infrastruktur sanitasi layak.

Program Sanimas IsDB sejak 2014 hingga 2019 telah dikembangkan di 13 provinsi, 58 kabupaten dan kota, dan 1.800 titik lokasi kegiatan. Program ini tersebar di Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bangka Belitung, dan DKI Jakarta. 

Sarana sanitasi Sanimas IsDB berupa Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) terdiri dari Sub-sistem pelayanan berupa bak kontrol dan bak perangkap lemak, Sub-sistem pengumpulan berupa jaringan pipa induk, manhole sebagai bangunan pendukung, dan Sub-sistem pengolahan berupa bangunan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjadikan sebuah permukiman dengan lingkungan yang bersih dan sehat. 

Program Sanimas IsDB adalah program pemberdayaan masyarakat dengan maksud meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan kualitas sanitasi dan kebersihan lingkungan masyarakat, dan melindungi kualitas air tanah dari pencemaran bakteri e-coli dan mengurangi pencemaran badan air.

Sarana sanitasi berupa SPALD-T dapat difungsikan sebagai tempat bermain anak, kantor, sekolah, posyandu, perpustakaan, dan lain-lain. Kehadiran infrastruktur sanimas berdampak positif. 

Program Sanimas IsDB juga ikut menyadarkan masyarakat akan arti disiplin tentang prilaku hidup bersih dan sehat. Untuk keberlanjutan sarana setiap satu minggu pemanfaat program ini wajib membersihkan bak kontrol dan bak penangkap lemak dari kotoran agar tidak menyumbat di saluran pipa. 

Melalui musyawarah atau rembuk warga, pemerintah menyerap aspirasi masyarakat sebelum program Sanimas dilaksanakan di daerah tujuan. Dengan program ini, pemerintah sekaligus membangun masyarakat untuk bergotong-royong mewujudkan sarana sanitasi layak.

Pelaksanaan program Sanimas IsDB juga merupakan kegiatan yang sangat responsif gender. 

Ruang lingkup pengarusutamaan gender meliputi seluruh aspek kegiatan, dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi, sebagaimana diamanahkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional.

Pedoman teknis pelaksanaan Sanimas IsDB, telah ditetapkan secara kuantitatif. Yakni, kuota perempuan dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) minimal 30 persen dalam setiap tahap kegiatan. 

Peran aktif masyarakat diwujudkan melalui kehadiran kelompok swadaya masyarakat (KSM) dan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP). KSM bertugas memproses segala persiapan hingga selesainya pembangunan SPALD-T, termasuk pengadaan lahan. Adapun KPP diberi tugas memelihara sarana dan prasarana SPALD-T agar berkelanjutan. 

Dua kelompok ini didampingi tenaga fasilitator, mitra kerja dari Kementerian PUPR.

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) bertugas menyalurkan dan mengawasi dana bantuan IsDB kepada KSM. Kehadiran pemerintah seperti camat, lurah, atau kepala desa sejak pra-konstruksi, pembangunan, pemeliharaan hingga pengawasan menjadi sebuah keharusan agar program Sanimas yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah, mampu bergulir tepat waktu, tepat sasaran, dan berkelanjutan. 

Melalui Sanitasi Berbasis Masyarakat, mimpi masyarakat tentang lingkungan sehat dan asri telah menjadi kenyataan. (*)

Bahasa Prodik

Bahasa Prodik

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus