Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Pupuk Semangat Kebangsaan

Wisnu mengatakan, pada 17 Agustus 1966, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, dalam pidato terakhirnya berjudul "Jas Merah", mengingatkan kepada anak bangsa agar tidak melupakan sejarah.

7 Agustus 2024 | 18.53 WIB

Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya pada acara penyerahan duplikat Bendera Pusaka kepada Bupati dan Walikota seluruh Indonesia dari BPIP di Balai Samudera, Jakarta Utara, Rabu, 7 Agustus 2024. TEMPO/Andi Prasetyo
Perbesar
Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya pada acara penyerahan duplikat Bendera Pusaka kepada Bupati dan Walikota seluruh Indonesia dari BPIP di Balai Samudera, Jakarta Utara, Rabu, 7 Agustus 2024. TEMPO/Andi Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL – Sekretaris Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP, Wisnu Bawa Tenaya dorong semangat kebangsaan dengan selalu mengingat sejarah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini ia sampaikan pada acara penyerahan duplikat bendera pusaka yang dilaksanakan oleh BPIP, di Balai Samudera, Jakarta Utara, pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wisnu mengatakan, pada 17 Agustus 1966, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, dalam pidato terakhirnya berjudul “Jas Merah”, mengingatkan kepada anak bangsa agar tidak melupakan sejarah.

“Ini harus kita perhatikan agar kira selalu mempunyai jiwa patriotisme dan nasionalisme kita jangan sampai pudar,” ujarnya dalam sambutan.

Menurutnya, akhir-akhir ini rasa cinta tanah air anak bangsa sudah mulai luluh dan rapuh. Ia pun mengingatkan, dahulu para founding fathers Indonesia berteriak merdeka atau mati dalam rangka merebut kemerdekaan. Karena itu, memupuk kembali rasa cinta tanah air menjadi kewajiban bersama.

“Ini yang harus hendaknya ditumbuh kembangkan oleh generasi kita sekarang. Kita ingin adik-adik kita nanti ke depan, calon-calon pemimpin negara kesatuan Republik Indonesia akan menjadi leader sekaligus manager yang akan mampu untuk me-manage bangsa ini,” kata dia.

Wisnu pun berharap, dengan dilakukannya penyerahan duplikat bendera pusaka sekaligus salinan teks proklamasi, teks pidato 1 Juni 1945 juga Buku Teks Utama atau BTU Pendidikan Pancasila bisa menjadi modal semangat kebangsaan yang disebarkan keseluruh Indonesia.

“Oleh sebab itu hari ini kita bersama-sama untuk menghayati, untuk mampu mengimplementasikan untuk terus menumpuk kembangkan semangat kebangsaan itu,” kata dia.

Adapun penyerahan duplikat bendera pusaka ini merupakan amanat dari Presiden Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51 tahun 2022 tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.

Kegiatan ini pun menjadi momen bersejarah karena mengulang peristiwa 55 tahun lalu saat Presiden Kedua Indonesia, Soeharto, memberikan duplikat bendera pusaka kepada para kepala daerah untuk dikibarkan pada 17 Agustus 1969. (*)

Bestari Saniya Rakhmi

Bestari Saniya Rakhmi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus