Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesjen MPR Dorong Srikandi PP Miliki Daya Saing

Empat prasyarat untuk berdaya saing, yaitu creativity (kreativitas), critical thinking (berpikir kritis), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi).

13 Desember 2021 | 13.15 WIB

Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono
Perbesar
Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL-Sekretaris Jenderal MPR Dr. Ma'ruf Cahyono, SH, MH menyatakan perlunya reevaluasi atas terbentuknya "nation and character building" Indonesia selama ini. Sebab, persoalan-persoalan yang dihadapi saat ini berawal dari ketidaktepatan menghayati dan menerapkan konsep awal "kebangsaan" yang menjadi fondasi ke-Indonesia-an

"Ketidaktepatan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia seperti yang ditakutkan Soekarno, 'menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa'. Bahkan kekhawatiran Soekarno, menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsa-bangsa," kata Ma'ruf Cahyono dalam paparan di depan peserta Musyawarah Nasional II Srikandi Pemuda Pancasila (PP) di Hotel Bumiwiyata, Depok, Sabtu 11 Desember 2021). Tampak hadir Ketua Umum Srikandi PP Srimaya.

Dalam paparan berjudul "Mewujudkan Srikandi Pemuda Pancasila yang Berkarakter dan Berdaya Saing", Ma'ruf Cahyono mengungkapkan ada empat pembangunan karakter.  Pertama, kemandirian (self reliance) atau menurut istilah Presiden Soekarno adalah "Berdikari" (berdiri di atas kaki sendiri). Kedua, demokrasi (democracy) atau kedaulatan rakyat sebagai ganti sistem kolonialis. "Masyarakat demokratis menggantikan masyarakat warisan yang feodaliatik," kata alumni Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini.

Ketiga, persatuan nasional (national unity) yang diwujudkan dengan kebutuhan untuk melakukan rekonsiliasi nasional antar berbagai kelompok yang pernah bertikai. Keempat, Indonesia tidak perlu mengorbankan martabat atau kedaulatannya sebagai bangsa yang merdeka untuk mendapatkan prestise, pengakuan dan wibawa di dunia internasional.

"Pada konteks ke-Indonesiaan, rasa kebersamaan (kebangsaan - nasionalisme) menyiratkan sebagai keberhasilan yang tertopang oleh landasan idiil, yaitu Pancasila," ujar pria yang sedang menempuh Program Doktor di Program Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia.

Ketua Keluarga Alumni Fakultas Hukum (KAFH) Unsoed ini juga memaparkan evolusi masyarakat yang memasuki society 4.0 menuju society 5.0. Pada society 4.0 masyarakat mengenal komputer hingga internet. Tantangan di era industri 4.0 adalah terjadinya perubahan yang fundamental dan mendasar. Inovasi yang menggantikan cara-cara lama dengan cara-cara baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Digitalisasi mengubah hampir semua tatanan kehidupan. Fenomena menggeser aktivitas-aktivitas di dunia nyata ke dunia maya," ujar pria kelahiran Banyumas ini. Sedangkan society 5.0 memungkinkan manusia menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis modern seperti AI, robot agar manusia dapat hidup dengan nyaman.

Pria yang pernah menjadi Plt Sekretaris Jenderal DPD (2017 -2018) mendorong Srikandi PPP memiliki daya saing. empat prasyarat untuk berdaya saing, yaitu creativity (kreativitas), critical thinking (berpikir kritis), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi). "Kreativitas adalah kemampuan memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan tidak lazim yaitu menemukan cara pemecahan yang unik dalam menghadapi masalah," kata Sesjen MPR termuda ini. 

Sedangkan berpikir kritis merupakan proses berpikir mendalam, juga mencakup kemampuan mengevaluasi diri dan membuat seseorang lebih mandiri. Prasyarat komunikasi adalah kemampuan membangun dan menyampaikan makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama. "Kolaborasi artinya proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan," kata Ma'ruf.

Dosen magister hukum Unsoed ini menambahkan untuk memiliki daya saing maka perlu kemampuan literasi seperti literasi numerasi, literasi sains, literasi informasi, literasi finansial, literasi budaya, dan kewarganegaraan.(*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus