Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di setiap daerah, sampah masih menjadi masalah besar bagi lingkungan dan kesehatan. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi bencana bagi masyarakat sekitar. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah (pemda) dalam pengelolaan sampah dari hulu hingga ke hilir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain pemda, media pun mengambil peran penting dalam penanganan sampah. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian Tempo kepada lingkungan dan masyarakat, Tempo menggelar diskusi bertajuk 'Pengelolaan Sampah dan Energi Terbarukan' dengan beberapa perwakilan daerah yang memaparkan masalah dan solusi pengelolaan sampah di wilayahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, sampah di wilahnya tidak hanya di daratan, tapi juga di lautan. Berada di wilayah dengan panjang garis pantai mencapai 577 kilometer dengan pulau-pulau kecilnya, membuat Kabupaten Sumenep menjadi wilayah terbuka untuk kiriman sampah yang terbawa arus akibat gelombang tinggi ataupun angin kencang.
Karena itu, Achmad Fauzi mengubah daerah sampah menjadi destinasi wisata. Salah satunya di Pantai Matahari.
"Jadi solusi atau tindakan kami dalam pengelolaan sampah ini adalah represif yang kami lakukan di pinggiran pantai kami sulap jadi destinasi wisata, kami belajar dari NTB," ujar Achmad Fauzi, saat menghadiri diskusi, di Gedung Tempo, Kamis, 25 April 2024.
Dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kabupaten Sumenep telah berhasil menjadikan daerah sampah menjadi 8 tempat destinasi.
"Jadi sampah ini dikelola oleh Bumdes TPST dengan 3R. Kami juga libatkan komunitas, pemerintah pusat, dan pemerintah provinsi," kata Achmad Fauzi.
Menurut Achmad Fauzi, mengembangkan potensi desa wisata, bisa berpengaruh pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. ini bisa berdampak pada penurunan kemiskinan dan pengangguran.
Selain mengubah daerah sampah menjadi destinasi wisata, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep juga melakukan penanaman mangrove untuk memulihkan ekosistem pesisir. Achmad Fauzi mengatakan, penanaman pohon bersama segenap masyarakat bertujuan untuk merawat ekosistem dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pohon mangrove di pesisir.
“Penanaman mangrove bagian menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kualitas lingkungan dan pengelolaan pinggir pantai yang berkelanjutan,” kata Achmad Fauzi.
Tak hanya cara represif dengan membangun destinasi wisata dan penanaman mangrove, Pemkab Sumenep juga menggunakan cara persuasif dengan melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat.
Lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumenep, Pemkab menggelar kegiatan ‘Solutions to Plastic Pollution’ atau solusi untuk polusi plastik, dengan melakukan berbagai kegiatan bersama masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Beberapa kegiatan dalam ‘Solutions to Plastic Pollution’ adalah restorasi pantai atau membersihkan pantai, saresehan tentang lingkungan hidup, penampilan pengelolaan sampah dan demo membuat ecobrik atau bata ramah lingkungan.(*)