Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tradisi "Panulung" Digelar Jelang Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa

Himpunan Keluarga Madura Samawa (HIKMA) bersilaturrahmi kepada Sultan Muhammad Kaharuddin IV di Istana Bala Kuning menjelang Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa.

26 Mei 2024 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Menjelang Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), Himpunan Keluarga Madura Samawa (HIKMA) bersilaturrahmi kepada Sultan Muhammad Kaharuddin IV di Istana Bala Kuning pada Sabtu, 25 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kegiatan ini digelar mempererat ikatan silaturrahmi  antara Kesultanan Sumbawa dengan Tau Samawa asal Madura yang tergabung dalam HIKMA Samawa. Menurut salah seorang tokoh HIKMA Samawa, Zubaidi Sofyan, rasa hormat  kepada Sultan Muhammad Kaharuddin IV sebagai ‘orang tua’ bagi komunitasnya membuat mereka wajib ngayap (datang menemui) kepada Sultan Sumbawa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau di Sumbawa ada istilah ‘panulung’ ketika akan ada hajatan, maka di tradisi warga  Sumbawa keturunan Madura juga demikian. Kedatangan kami ini sebagai bentuk dukungan kami kepada acara hajatan Pengangkatan Datu Rajamuda ini,” tutur Zubaidi

Hasanuddin HD, salah satu tokoh Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), mengatakan orang-orang Sumbawa asal Madura ini sudah ada di Sumbawa sejak abad XIX, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Amaroellah, mereka punya tradisi berkunjung termasuk dengan keluarga Kesultanan Sumbawa.

"Pada saat itu pionir orang-orang Madura yang datang ke Sumbawa mencari jejak guru agama atau ulama dari Sumbawa yang pernah mengajar guru mereka,” katanya.

Keterikatan Tau Samawa asal Madura ini antara lain karena mereka banyak yang menjadi takmir masjid maupun ulama yang bahkan mendirikan pondok pesantren. Faktor kesejarahan inilah yang membuat mereka erat kaitan dengan parenti kalanis Tau Samawa, Adat Berenti Ko Sara, Sara Barenti Ko Kitabullah; Taket ko Nene, Kangila Boat Lenge. 

Hingga saat ini di Sumbawa, Tau Samawa asal Madura punya mata pencarian di bidang kuliner terutama soto kambing Madura. Kuliner khas ini punya rasa yang berbeda dengan kuliner serupa di daerah asalnya. Maka pada tanggal 14 Agustus 2011 lalu, setelah adanya Penobatan Sultan Sumbawa XVIII, mereka memohon kesediaan Sultan Sumbawa untuk melaunching nama kuliner yang menjadi favorit Tau Samawa ini dengan nama Soto Kambing
Sumbawa. (*)

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus