Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jenderal fabian c. ver, 64, kepala staf angkatan bersenjata dibebas tugaskan, setelah komisi agrava menuduhnya sebagai tertuduh dalam pembunuhan aquino. ia orang dekat marcos. (ln)

3 November 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TELUNJUK para penyidik kasus pembunuhan pemimpin oposisi Filipina, Benigno S. Aquino Jr., akhirnya jatuh pada Jenderal Fabian C. Ver. Kepala staf angkatan bersenjata Filipina itu dibebaskan dari tugasnya, untuk sementara, sejak Rabu pekan lalu. Tuduhan terhadap dirinya, menurut Ver, hanya berdasarkan purbasangka empat anggota komisi penyidik. "Saya serukan kepada dunia: saya bersih," kata jenderal berbintang empat ini. Untuk itulah Ver meminta agar segera diadakan sidang pengadilan khusus buat memeriksa dirinya. Dia menghendaki diberi kebebasan membela diri tanpa campur tangan kedinasan. Marcos, yang terpukul betul oleh kasus ini, dalam pertemuan komando dengan beberapa perwira tinggi, Sabtu silam, menyatakan keheranannya atas tuduhan terhadap orang kepercayaannya itu. Kepercayaan Marcos terhadap Ver memang sudah mengakar puluhan tahun. Mereka sama-sama kelahiran Sarrat, Provinsi Ilocos Norte, Luzon Utara. Ada yang mengatakan, Ver, 64, adalah kerabat jauh sang presiden. Kedua orang ini dalam Perang Dunia 11 sama-sama bergerilya melawan Jepang. Bahkan mereka sama-sama belajar ilmu hukum. Tapi berbeda dengan Marcos, yang berhasil jadi sarjana, Ver kandas di ujian akhir. Pada pertengahan 1940-an, Ver menyandang pangkat letnan. Tahun 1954 dia naik jadi kapten, dan tak pernah naik lagi selama 11 tahun. Dia kemudian menjadi pengemudi, sekaligus pengawal pribadi, Marcos, yang waktu itu mulai merintis karier sebagai politikus. Bintang terang ikut menyinari Ver setelah Marcos terpilih jadi presiden,1965. Ver diangkat menjadi komandan pengawal Istana Malacanang. Setahun kemudian dia jadi mayor. Lima tahun kemudian pangkat Ver melejit jadi brigadir jenderal. Tahun 1972, bintang mayor jenderal terpasang di pundaknya. Undang-undang darurat yang berlaku antara 1972 dan 1981 - yang memberikan peran lebih besar pada militer - memperlebar jalan bagi Ver untuk menjadi tokoh penting. Begitu juga dengan masa tugasnya yang cukup lama talam dinas inteligen. Pada 31 Juli 1981, Marcos mengangkatnya menjadi kepala staf AB Filipina. Sejak itu, militer Filipina yang kekuatannya lebih dari 200.000 serdadu berada di bawah komandonya. Tapi Ver, yang juga pernah berdinas di kepolisian, bukanlah tokoh yang populer. Baginya kesetiaan sebagai prajurit adalah yang terpokok. "Kesetiaan," katanya pada suatu waktu, "adalah satu-satunya andil yang dapat saya berikan. Saya bukan orang terpelajar seperti yang lain, tapi saya loyal dan mengabdi." Di mata penentangnya, Ver terlihat sebagai tokoh berdarah dingin yang menakutkan. Kepemimpinannya dalam AB Filipina dikritik sehubungan dengan maraknya pemberontakan komunis di wilayah selatan dan keterlibatan tentara dalam tindak kekerasan terhadap penduduk sipil. "Ver," kata seorang bekas pe)abat dalam pemermtahan Marcos, "lebih banyak bertindak berdasarkan perintah daripada mengambil inisiatif." Kini Ver menjadi orang pertama di antara tiga perwira tinggi dan 24 prajurit yang dituduh bertanggung jawab atas kematian Aquino. Di antara mereka itu adalah Mayor Jenderal Prospero Olivas, 54, kepala Kepolisian Metropolitan Manila, yang disebut komisi penyidik memalsukan fakta peristiwa pembunuhan itu dalam laporannya. Sedangkan Brigadir Jenderal Luther Custodio, 49, komandan pasukan penjaga lapangan terbang Manlla, juga dltuduh membuat laporan palsu. Custodio mengaku menurunkan 1.199 anak buahnya untuk menjaga segenap kemungkman yang mengancam Aquino, tapi Rolando Galman, yang disebutnya sebagai agen komunis menyelusup masuk dan menembak Aquino. Belakangan tersiar keterangan bahwa Galman di jemput Custodio dirumahnya, empat hari sebelum Aquino ditembak. Untuk mengusut peristiwa ini, komisi penyidik pimpinan Ny. Corazon Agrava, 69, tiga kali mendengar keterangan Jenderal Ver. Minggu lalu, setelah dibebastugaskan, 68 perwira tinggi Filipina menyatakan dukungan terhadap dia. Tapi di situ tak turut serta Letnan Jendcral Fidel V. Ramos, 56, wakil kepala staf AB Filipina yang untuk sementara menggantikannya. Ramos, lulusan Akademi Militer West Point, AS, adalah sepupu Presiden Marcos yang beberapa wewenangnya, seperti pengawasan terhadap kepolisian, diambil alih Ver tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus