Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua negara yang kini menikmati kemakmuran selalu berada dalam kondisi ekonomi yang baik sejak awal. Beberapa negara terkaya di dunia saat ini dulunya mengalami masa-masa sulit, hingga disebut negara miskin, keterbatasan sumber daya, serta ketidakstabilan politik dan sosial. Namun, melalui kombinasi kebijakan ekonomi yang tepat, industrialisasi, inovasi teknologi, serta eksploitasi sumber daya alam secara efisien, negara-negara ini berhasil membalikkan keadaan dan mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi.
Dilansir dari India Times dan Uk Finance, berikut adalah beberapa contoh negara yang dulunya miskin tetapi kini menjadi negara kaya:
1. Luxembourg
Luxembourg saat ini dikenal sebagai salah satu negara dengan standar hidup tertinggi di dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita mencapai sekitar $125.897. Namun, pada awal abad ke-19, negara kecil di Eropa ini mengalami kemiskinan ekstrem, di mana sekitar 80% penduduknya bergantung pada sektor pertanian yang tidak produktif.
Perubahan signifikan terjadi ketika cadangan bijih besi besar ditemukan pada pertengahan abad ke-19. Industri baja mulai berkembang, menarik investasi besar, dan mengubah wajah perekonomian negara. Pada 1960-an, Luxembourg beralih dari industri baja ke sektor jasa keuangan dan perbankan internasional. Saat ini, negara ini menjadi pusat keuangan utama di Eropa dan memiliki ekonomi yang sangat stabil.
2. Swiss
Swiss kini terkenal sebagai negara dengan sistem perbankan kuat, industri farmasi maju, serta standar hidup tinggi dengan PDB per kapita sekitar $93.636. Namun, kondisi Swiss pada 150 tahun yang lalu sangat berbeda. Dengan topografi pegunungan yang sulit, negara ini mengalami kesulitan dalam mengembangkan pertanian, yang saat itu menjadi sektor utama perekonomian.
Perubahan besar terjadi pada akhir abad ke-19 ketika Swiss mulai mengembangkan industri perbankan dan keuangan. Sektor pariwisata juga berkembang pesat, terutama dengan keindahan pegunungan Alpen yang menarik wisatawan dari seluruh dunia. Selain itu, kebijakan netralitas Swiss selama dua perang dunia membantu negara ini tetap stabil dan terus berkembang, menjadikannya salah satu negara terkaya saat ini.
3. Norwegia
Dengan PDB per kapita mencapai $106.622, Norwegia kini termasuk dalam jajaran negara terkaya di dunia. Namun, sebelum abad ke-20, negara ini memiliki ekonomi yang sangat bergantung pada sektor pertanian dan perikanan, dengan kondisi kehidupan yang sulit. Banyak warga Norwegia yang bahkan memilih bermigrasi ke Amerika Serikat untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Revolusi ekonomi terjadi ketika Norwegia mulai mengembangkan tenaga hidroelektrik sebagai sumber energi utama pada awal abad ke-20. Namun, titik balik paling besar terjadi pada 1969, ketika cadangan minyak besar ditemukan di perairan Norwegia. Pendapatan dari minyak memungkinkan negara ini membangun sistem kesejahteraan sosial yang kuat, meningkatkan standar hidup penduduknya secara signifikan.
4. Brunei
Brunei, negara kecil di Asia Tenggara, dulunya bergantung pada sektor pertanian, terutama ekspor karet dan sagu. Sebagai protektorat Inggris, negara ini mengalami kesulitan ekonomi dan keterbatasan infrastruktur. Namun, situasi berubah drastis setelah penemuan cadangan minyak besar pada 1929.
Meskipun sempat terganggu oleh Depresi Besar dan Perang Dunia II, industri minyak Brunei berkembang pesat setelah 1950-an. Pemerintah mulai berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan. Pada 1970-an, dengan tambahan cadangan gas alam yang besar, Brunei berhasil menjadi salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di Asia.
5. Korea Selatan
Korea Selatan adalah salah satu contoh terbaik negara yang berhasil keluar dari kemiskinan dan menjadi kekuatan ekonomi global. Setelah Perang Korea berakhir pada 1953, negara ini mengalami kehancuran ekonomi dan tingkat kemiskinan yang tinggi. Perekonomiannya saat itu masih berbasis pertanian dan sangat tertinggal dibandingkan negara lain.
Namun, perubahan besar terjadi setelah pemerintahan baru pada 1961 menerapkan kebijakan industrialisasi yang agresif. Pemerintah memberikan dukungan penuh kepada perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung, LG, dan Hyundai, mendorong ekspor, serta meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan teknologi. Akibatnya, Korea Selatan mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa dari 1960-an hingga 1990-an. Kini, dengan PDB per kapita sekitar $32.305, Korea Selatan menjadi pusat teknologi dan industri manufaktur terkemuka di dunia.
6. Spanyol
Spanyol sempat mengalami periode stagnasi ekonomi yang panjang selama pemerintahan diktator Francisco Franco. Negara ini tertutup dari perdagangan internasional dan mengalami kesulitan ekonomi.
Namun, setelah kebijakan reformasi ekonomi diterapkan pada 1959, Spanyol mulai mengalami industrialisasi dan pertumbuhan sektor pariwisata. Bergabungnya Spanyol dengan Uni Eropa pada 1986 semakin mempercepat perkembangan ekonominya. Saat ini, meskipun sempat mengalami krisis ekonomi pada 2008-2013, Spanyol tetap menjadi salah satu ekonomi terbesar di Eropa dengan PDB per kapita sekitar $29.771.
7. Singapura
Ketika merdeka pada 1965, Singapura menghadapi tantangan besar berupa pengangguran tinggi, keterbatasan sumber daya alam, serta kondisi sosial yang tidak stabil. Namun, di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew, Singapura menerapkan kebijakan ekonomi berbasis investasi asing, peningkatan kualitas pendidikan, serta pemberantasan korupsi.
Hasilnya, dalam beberapa dekade, Singapura berkembang menjadi pusat keuangan dan perdagangan global dengan PDB per kapita sekitar $78.144, menjadikannya salah satu negara paling maju di Asia.
8. Arab Saudi
Sebelum ditemukannya minyak pada 1938, ekonomi Arab Saudi bergantung pada sektor pertanian dan pendapatan dari jemaah haji. Namun, sejak 1973, lonjakan harga minyak membuat negara ini mengalami ledakan ekonomi besar-besaran.
Saat ini, Arab Saudi tetap bergantung pada minyak sebagai sumber pendapatan utama, meskipun sedang berupaya melakukan diversifikasi ekonomi melalui program Saudi Vision 2030. Dengan PDB per kapita sekitar $30.436, negara ini terus berkembang menjadi kekuatan ekonomi utama di Timur Tengah.
9. Qatar
Sebelum penemuan minyak pada 1940, Qatar merupakan negara kecil yang bergantung pada industri perikanan dan mutiara. Namun, setelah sektor minyak dan gas alam dikembangkan pada akhir abad ke-20, Qatar mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.
Dengan PDB per kapita sekitar $87.974, Qatar kini menjadi salah satu negara terkaya di dunia dan memiliki standar hidup yang sangat tinggi.
10. Irlandia
Pada awal 1990-an, Irlandia masih tergolong sebagai salah satu negara termiskin di Eropa dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Namun, berkat reformasi ekonomi dan masuknya investasi asing, negara ini mengalami lonjakan ekonomi pesat selama periode Celtic Tiger pada 1990-an hingga awal 2000-an.
Meskipun mengalami resesi pada 2008, Irlandia berhasil bangkit kembali dan kini menjadi salah satu kekuatan ekonomi paling maju di Eropa.
Pilihan Editor: Laporan Bank Dunia Sebut Ada 26 Negara Termiskin di Dunia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini