Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Khartoum - Sekitar 100 imam masjid Kota Khartoum, Sudan serentak memberi dukungan ke Palestina atas bentrokan berdarah di kompleks Masjid Al Aqsa, Kota Tua Yerusalem, antara Israel dengan Palestina yang menyebabkan tiga orang Palestina meninggal.
Mereka sepakat membahas ketegangan di Masjid Al-Aqsa itu dalam khotbah mereka saat salat Jumat siang 21 Juli 2017 waktu setempat atau Jumat malam 21 Juli 2017 WIB.
Baca :
Israel Larang Pria di Bawah 50 Tahun Salat di Masjid Al-Aqsa
Polisi Israel Tembak Imam Masjid Al Aqsa Seusai Salat Isya
Kepala Dewan Pengawas Wali kota Khartoum, Muhammad Al-Amin Khalifa mengatakan bahwa pihaknya mengecam tindakan militer Israel. “Apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa adalah masalah serius dan setiap orang harus mengambil kebebasan untuk perdamaian,” ujar Khalifa saat konferensi pers seperti dikutip dari Middle East Monitor.
Pemerintah setempat bersama para ulama sepakat untuk bersatu mendukung Palestina. Mereka bersatu untuk memperjuangkan agar Palestina mendapat kebebasan beribadah. Apalagi sebelumnya Dewan Keamanan Israel memasang detector logam di area Masjid Al Aqsa. Hal ini menimbulkan kecaman dari warga Palestina dan menyebabkan bentrokan.
Duta Besar Palestina untuk Khartoum, Sameer Abdul-Jabbar mengatakan bahwa ada banyak dukungan dan perjuangan untuk Palestina. Namun ia ingin meredam itu agar tidak berlebihan. “Kita harus menghindari reasi saat ini karena tidak layak dilakukan,” ucap dia.
Dia menjelaskan, pada dasarnya seluruh warga Palestina dari berbagai aliran mengecam tindakan Israel. Mereka bersatu padu untuk menolak penerapan detector logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa. Apalagi polisi Israel melakukan pengetatan masuk masjid.
“Perdamaian dan persatuan tidak akan tercapai di dunia ini kecuali jika Yerusalem dipecahkan,” tutur dia. Awal konflik ini terjadi saat dua tentara Israel tewas tertembak. Kemudian pihak Israel memberlakukan kebijakan penerapan detector metal di pintu masuk masjid. Warga Palestina protes dan demonstrasi.
Simak juga : Indonesia Mengecam Penutupan Masjid Al Aqsa oleh Israel
“Pintu elektronik itu merupakan bentuk penghinaan sebagai upaya mengendalikan Masjid Al-Aqsa,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Islam Sudan, Raja Hassan Khalifa. Sejumlah negara termasuk Indonesia juga mengecam tindakan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Beberapa waktu lalu, kepolisian Israel membuat aturan baru yang kontroversial di kawasan Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Mereka melarang pria berusia di bawah 50 tahun untuk menunaikan salat Jumat di kawasan masjid. Israel membuat aturan baru ini setelah ketegangan meningkat atas langkah-langkah keamanan baru di tempat suci umat Islam tersebut.
"Masuk ke Kota Tua dan Temple Mount akan terbatas pada pria berusia 50 ke atas. Sementara wanita dari segala usia akan diizinkan, " kata seorang polisi Israel soal akses ke kompleks Masjid Al Aqsa, seperti yang dilansir Straits Times pada 21 Juli 2017.
MIDDLE EAST MONITOR | STRAITS TIMES | AVIT HIDAYAT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini