Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

2 Tahun Perang Rusia Vs Ukraina, Berikut Fakta-faktanya

Pada 24 Februari 2022, dimulainya invasi Rusia ke Ukraina. Alasanya, Rusia mencium Ukraina akan bergabung ke NATO.

27 Februari 2024 | 09.04 WIB

Tentara Ukraina memeriksa sisa-sisa tank T-72 Rusia yang hancur, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di desa Lukianivka yang baru saja dibebaskan, di wilayah Kyiv, Ukraina 27 Maret 2022. NATO memperkirakan bahwa antara 7.000 dan 15.000 tentara Rusia telah tewas, sementara Ukraina yakin jumlahnya lebih tinggi berdasarkan laporan medan perang. REUTERS/Serhii Nuzhnenko
Perbesar
Tentara Ukraina memeriksa sisa-sisa tank T-72 Rusia yang hancur, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di desa Lukianivka yang baru saja dibebaskan, di wilayah Kyiv, Ukraina 27 Maret 2022. NATO memperkirakan bahwa antara 7.000 dan 15.000 tentara Rusia telah tewas, sementara Ukraina yakin jumlahnya lebih tinggi berdasarkan laporan medan perang. REUTERS/Serhii Nuzhnenko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 24 Februari 2022, dimulainya invasi Rusia ke Ukraina. Rusia saat ini masih terus menggempur wilayah Ukraina, sementara pasukan Ukraina menghadapi kenyataan suram: mereka kehabisan tentara dan amunisi untuk melawan Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Fakta-fakta Persang Rusia Vs Ukraina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Alasan Rusia invasi Ukraina

Sebelumnya, pada 24 Februari 2022, Vladimir Putin dalam pidato yang disiarkan televisi mengumumkan kampanye militer khusus melawan Ukraina. Presiden Rusia telah lama menentang hubungan dekat Ukraina dengan barat, serta adanya laporan kemungkinan dimasukkannya Ukraina ke dalam NATO. 

Dengan dalih ini, Putin menginvasi negara Eropa Timur dengan tujuan “demiliterisasi dan denazifikasi”. Bahkan, saat itu ledakan terdengar di beberapa bagian Ukraina, termasuk Kyiv, Kharkiv dan Mariupol. Sebuah kapal perang Rusia bahkan menyerang Snake Island dan bala Tentara Ukraina yang menolak untuk menyerah.

2. Upaya damai yang tak kunjung terjadi

Pada 28 Februari 2022, terjadi putaran pertama pembicaraan antara Ukraina dan pejabat Rusia di perbatasan Belarusia dan Ukraina. Namun, pertemuan ini bubar begitu saja, karena tak ada kesepakatan yang dapat dicapai. 

Terjadilah pada 1 Maret, citra satelit menunjukkan konvoi tank dan pasukan Rusia sepanjang 40 mil di luar Ibu kota Kyiv. Naveen Shekharappa seorang mahasiswa kedokteran India yang belajar di Kharkiv bahkan kehilangan nyawanya karena serangan penembak Rusia.

Lalu, pada 1 November 2023, Jenderal Valery Zaluzhnyi mengatakan pasukannya memerlukan kemampuan militer baru dan inovasi teknologi untuk keluar dari fase baru perang, yang saat itu memasuki bulan ke-21. 

Bahkan, Pasukan Rusia telah melakukan serangan di beberapa bagian timur dan Kyiv khawatir Moskow berencana melancarkan kampanye serangan udara untuk melumpuhkan jaringan listrik, membuat jutaan orang berada dalam kegelapan di tengah musim dingin.

3. Garis depan Rusia

Di garis depan di Ukraina, hampir 45.000 warga Rusia telah tewas dalam aksi tersebut sejak Februari 2022, menurut laporan media independen MediaZona. Jumlah tersebut tiga kali lebih besar daripada kerugian yang dialami Tentara Merah selama pendudukan selama satu dekade di Afghanistan. Meski begitu, Rusia memiliki sumber daya manusia yang lebih besar dibandingkan Ukraina.

4. Ukraina kehilangan seperlima wilayahnya

Moskow kini menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina, termasuk semenanjung Krimea yang dicaploknya pada 2014, meskipun garis depan perang sebagian besar stagnan dalam 14 bulan terakhir. Wilayah yang terbaru direbut Rusia adalah Avdiivka.

5. Masyarakat Ukraina kabur dan mengungsi

Perang Rusia Vs Ukraina telah mengakibatkan krisis kemanusiaan, karena ribuan orang Ukraina melarikan diri ke barat negara mereka dan ke luar negeri. Sementara itu, Polandia mencatat hampir 2,3 juta penduduk Ukraina memutuskan mengungsi ke negara tetangga sejak 26 Maret 2022. Invasi Rusia ke Ukraina memulai perang paling mematikan di Eropa dalam lebih dari 70 tahun.

KAKAK INDRA PURNAMA I  MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | IDA ROSDALINA | SITA PLANASARI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus