Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

5 Fakta dari KTT OKI di Gambia, Menlu Retno: OKI Harus Dorong Gencatan Senjata Israel Hamas

Yang mencuat di KTT OKI di Gambia, mulai dari seruan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi soal Palestina dan negara islam lainnya

7 Mei 2024 | 22.00 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara pada KTT Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di New York pada Kamis (22 September 2022). ANTARA/HO-Kemlu RI/am/nbl.
Perbesar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara pada KTT Menteri Luar Negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di New York pada Kamis (22 September 2022). ANTARA/HO-Kemlu RI/am/nbl.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi, Maroko dan Mesir pada Sabtu, 4 Mei 2024, kompak menyerukan gencatan senjata dalam perang Gaza di KTT OKI atau Organisasi Kerja Sama Islam ke-15 yang diselenggarakan di Banjul, Gambia. Seruan disampaikan di tengah pembantaian yang masih dilakukan Israel di Jalur Gaza. 

OKI atau Organisasi Kerja Sama Islam merupakan salah satu forum yang digunakan Indonesia untuk menyuarakan dukungan kepada rakyat Palestina. Indonesia adalah anggota Committee on Al-Quds (Yerusalem) OKI yang dibentuk pada tahun 1975.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

OKI dibentuk setelah para pemimpin dari sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 - 25 September 1969, dan menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia. Pembentukan OKI semula didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang diahadapi umat Islam, khususnya setelah terjadinya pembakaran sebagian Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Badan pengambil keputusan tertinggi OKI adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam (Islamic Summit) yang diselenggarakan dua tahun sekali. KTT Islam terakhir kalinya diselenggarakan di Makkah, pada 31 Mei 2019. KTT tersebut antara lain mengesahkan Resolusi Palestina dan Al Quds Al Sharif, yang intinya menegaskan kembali komitmen dunia Islam dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. 

Baru-baru ini OKI mengadakan KTT OKI ke-15 di Gambia berikut faktanya:

1. Retno Marsudi

Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri menegaskan OKI harus terus mendorong gencatan senjata segera dan permanen di Gaza, antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas. Sebab gencatan senjata akan menjadi terobosan dalam menghentikan naiknya korban jiwa dan meringankan penderitaan kemanusiaan. Hal ini juga penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi negosiasi yang adil menuju solusi dua negara.

Hal lain adalah negara-negara OKI juga diminta mencegah eskalasi lebih lanjut dengan berfokus pada penanganan bencana kemanusiaan di Palestina dan tidak terlibat dalam konflik terbuka. "Kita harus menjamin stabilitas kawasan dan dunia. Persatuan OKI harus berkontribusi pada perdamaian, bukan memperburuk krisis,” kata Retno, menegaskan.

2. Pertemuan Retno Marsudi

Menlu Retno juga bertemu dan berdiskusi dengan Menlu Bangladesh; Menlu Tunisia; Menlu Gambia; Menlu Maroko; Menlu Malaysia; Menlu Brunei Darussalam, dan Wakil Perdana Menteri Uganda.

Dia mengatakan bahwa hampir semua pertemuan membahas mengenai masalah Palestina, dengan fokus pada negosiasi yang terus berlangsung yang diharapkan dapat membuah hasil baik, termasuk terciptanya gencatan senjata.

3. Arab Saudi 

Arab Saudi pada Sabtu, 4 Mei 2024 menyerukan gencatan senjata dalam perang Gaza di KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-15 yang diselenggarakan di Banjul, Gambia. Seruan disampaikan di tengah pembantaian yang masih dilakukan Israel di Jalur Gaza.

“Masalah Palestina masih menjadi prioritas umat muslim dunia. Kami menyuarakan suara komunitas umat Muslim yang mendukung saudara kami rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan bin Abdullah.

Menurutnya sejak serangan 7 Oktober 2023, Kerajaan Arab Saudi telah bekerja sama dengan negara-negara di dunia untuk bisa melindungi warga Gaza. Namun agresi militer Israel masih saja berlangsung, bahkan memburuk karena mereka menyerang warga sipil, rumah sakit, sekolah-sekolah, dan infrastruktur hingga membuat ratusan ribu orang menjadi korban.

“Kerajaan Arab Saudi menegaskan kembali tuntutannya agar segera dilakukan gencatan senjata yang permanen di Jalur Gaza,” kata Faisal bin Farhan bin Abdullah, yang juga menuntut dibuka akses bagi masuknya truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan sehingga bisa melonggarkan penderitaan warga Palestina.

4. Maroko 

Raja Mohammed VI dari Kerajaan Maroko juga menyerukan gencatan senjata dalam tempo secepat-cepatnya karena agresi militer yang dialami Gaza ini belum pernah terjadi sebelumnya. Sama seperti Arab Saudi, Raja Mohammed VI meminta seluruh arus bantuan kemanusiaan diizinkan masuk Gaza.

“Kami mendesak tuntutan kami segera dikabulkan. Perang Gaza dihentikan segera dan komprehensif. Bantuan kemanusiaan diizinkan masuk Gaza. Hati kami berdarah atas agresi keji di Gaza, yang menempatkan warga Palestina dalam kondisi sangat berbahaya. Ini sangat memalukan bagi kemanusiaan,” Ujar Raja Mohammed VI.

5. Mesir

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry memperingatkan Tel Aviv yang menolak perdamaian sama dengan menarik seluruh negara di kawasan pada ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Shoukry pun mendesak agar putusan Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata dan dibukanya pintu bagi masuknya bantuan kemanusiaan, segera diterapkan.

MIDDLE EAST MONITOR | ANTARANEWS
Pilihan editor: Jokowi Janji Lindungi Rumah Sakit Indonesia di Palestina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus