Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah meneken tarif impor besar-besaran untuk barang-barang yang masuk dari Meksiko, Kanada, dan Cina. Peraturan yang mulai berlaku pada Selasa, 4 Maret 2025 tersebut menetapkan tarif impor 25 persen untuk barang dari Meksiko dan Kanada dan 20 persen untuk barang-barang Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemberlakuan tarif impor baru ini termasuk yang dibanggakan Presiden AS Donald Trump saat untuk pertama kalinya berpidato di hadapan Kongres sejak pelantikannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump menegaskan kembali niatnya untuk memberlakukan tarif balasan tambahan pada 2 April, sebuah langkah yang kemungkinan besar akan semakin mengguncang pasar keuangan. "Negara-negara lain telah menggunakan tarif terhadap kita selama beberapa dekade, dan sekarang giliran kita untuk mulai menggunakannya terhadap negara-negara lain," katanya, seperti dikutip Reuters.
Apa itu Tarif Impor?
Dilansir dari jangkargroups.co.id, kebijakan tarif impor adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh suatu negara dengan mengenakan pajak atau bea masuk terhadap barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri. Pajak ini dikenakan saat barang masuk ke dalam negara tujuan, yang dapat meningkatkan harga produk impor sehingga produk lokal lebih kompetitif di pasar domestik.
Tarif impor merupakan salah satu instrumen kebijakan perdagangan yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatur aliran barang lintas negara, melindungi industri dalam negeri, dan mengelola neraca perdagangan. Beberapa tujuan dari tarif impor adalah sebagai berikut:
1. Melindungi industri dalam negeri
Dengan menaikkan harga barang impor melalui tarif, pemerintah dapat membantu industri lokal bersaing dengan produk asing yang lebih murah. Hal ini juga dapat meningkatkan kualitas produk dalam negeri, sehingga dapat bersaing dengan produk impor dari luar negeri.
2. Kurangi defisit perdagangan
Jika suatu negara mengimpor lebih banyak daripada mengekspor, neraca perdagangan bisa menjadi defisit. Tarif impor dapat membatasi arus impor sehingga defisit perdagangan berkurang.
3. Meningkatkan pendapatan negara
Pajak dari tarif impor menjadi sumber pendapatan bagi negara yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan pembangunan, seperti infrastruktur dan program sosial.
4. Kontrol perdagangan internasional
Pemerintah dapat menggunakan tarif sebagai alat kebijakan luar negeri untuk menekan atau memberikan sanksi ekonomi kepada negara tertentu.
5. Jaga stabilitas nasional
Beberapa sektor strategis seperti pertanian, energi, dan teknologi mungkin memerlukan perlindungan dari impor agar tidak terlalu bergantung pada negara lain.
Tarif Impor AS 2024
Pada 2024 lalu di bawah kepemimpinan Joe Biden, Amerika Serikat menerapkan kenaikan tarif impor yang signifikan terhadap berbagai produk asal Cina. Beberapa barang seperti komponen baterai dipatok 7,5 persen, kemudian sel surya sebanyak 25 persen, produk baja 0 sampai 7,5 persen, kendaraan listrik 25 persen, dan semikonduktor 25 persen.
Selain itu, pada Desember 2023, Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan perpanjangan pengecualian tarif Pasal 301 untuk 352 produk impor dari China dan 77 kategori terkait Covid-19 hingga 31 Mei 2024. Pengecualian ini mencakup komponen industri seperti pompa, motor listrik, beberapa suku cadang mobil, bahan kimia, serta produk medis seperti masker wajah dan sarung tangan pemeriksaan.