Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi telah melarang siswa sekolah menggunakan pakaian tradisional Abaya selama ujian. Menurut The National, Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi, badan yang bertugas menyetujui sistem pendidikan dan pelatihan, telah membuat keputusan yang juga melibatkan Kementerian Pendidikan Arab Saudi.
Baca: Perayaan Natal Ketiga di Arab Saudi Kian Meriah, Toko-toko Pajang Dekorasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut administrasi, siswi tidak lagi diperbolehkan mengenakan Abaya selama ujian. Mereka kini diwajibkan mengenakan seragam sekolah di ruang ujian, yang juga harus mematuhi norma kesusilaan masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak 2018, Abaya diumumkan tidak lagi diwajibkan untuk dikenakan oleh perempuan Arab Saudi. Namun pakaian ini tetap digunakan oleh sejumlah wanita. Biasanya, Abaya tradisional berwarna hitam. Kini perempuan Arab Saudi mengenakan Abaya yang lebih berwarna seperti biru muda dan merah muda.
Menurut Gulf News, Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi (ETEC), bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, adalah lembaga pemerintah yang bertugas merencanakan, mengevaluasi, menilai, dan mengakreditasi lembaga pendidikan serta pelatihan Arab Saudi. ETEC adalah organisasi pemerintah yang independen baik dalam operasi hukum maupun keuangannya dan bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Lembaga ini didirikan pada 2017 sebagai hasil dari Keputusan Dewan Menteri No. 120.
Sejak kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, Arab Saudi terus melakukan sejumlah perubahan. Perempuan diperbolehkan menyetir mobil hingga bepergian tanpa harus didampingi muhrim. Arab Saudi juga telah mencabut kewajiban jilbab untuk perempuan, namun mengharuskan mereka tetap berpakaian sopan.
Simak: Arab Saudi dan Qatar Desak Taliban Batalkan Larangan Perempuan Afghanistan Kuliah
NDTV