Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bencana alam belum usai di Australia, terutama di kawasan sekitar ibu kota, Canberra. Meski kebakaran hutan di Canberra telah mereda, asap tebal masih mengancam di sana. Penyebabnya, hembusan angin kencang yang diprediksi akan terjadi beberapa hari ke depan.
"Prediksi perubahan arah angin diprediksi akan membawa asap tebal ke kawasan urban di Canberra, " ujar Australian Capital Territory (ACT) Emergency Services sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 3 Februari 2020
Sejak September lalu, Australia sudah menghadapi berbagai peristiwa kebakaran yang menghanguskan kawasan hutan mereka. Kurang lebih 11,7 juta hektar kawasan hutan Australia hangus oleh kebakaran yang dipicu cuaca panas dan angin kencang tersebut. Adapiun korban meninggalnya mencapai 33 orang.
Kebakaran hutan sekitar Canberra adalah yang terbaru. Kebakaran tersebut terjadi pada beberapa pekan terakhir. Turunnya hujan pada hari ini berhasil meredakan kebakaran walau asap tebal masih mengancam.
Sebanyak 274 peneliti lingkungan hidup meminta pemerintah Australia untuk segera merespon ancaman asap tabal yang akan tiba Canberra. Mereka juga meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas perihal menekan emisi gas rumah kaca hingga nol pada 2050.
"Ancaman cuaca panas di Australia bisa semakin parah di masa depan yang juga akan mempersulit manajemen penanganan kebakaran," ujar para peneliti tersebut.
REUTERS | ISTMAN MP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini