Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Biksu Radikal Sri Lanka Pimpin Serangan ke Pengungsi Rohingya

Biksu Sri Lanka memiliki hubungan dekat dengan biksu radikal di Myanmar, yang melakukan pengusiran terhadap warga etnis Rohingya.

27 September 2017 | 08.31 WIB

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Perbesar
Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Colombo - Sekelompok biksu radikal memimpin serangan ke tempat penampungan aman untuk warga etnis Rohingya milik Perserikatan Bangsa-Bangsa di dekat Ibu Kota Sri Lanka. Mereka memaksa pihak berwenang mengevakuasi pengungsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Seorang petugas polisi mengatakan serangan itu dipimpin kelompok biarawan berpakaian kuning, yang berusaha menghancurkan pagar dan memanjat dinding bangunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua polisi, yang terluka dalam insiden itu, menyaksikan massa melemparkan batu ke rumah aman dan membuang perabot di lantai dasar saat masuk ke gedung di lokasi.

Tidak ada laporan timbulnya korban di antara kelompok pengungsi, termasuk 16 anak-anak.

"Kami berhasil membendung para preman, dan kelompok pengungsi akan dipindahkan ke tempat yang lebih aman," kata pejabat, yang menolak untuk diketahui identitasnya oleh AFP.

Polisi mengatakan mereka akan menangkap provokator aksi itu dengan melihat rekaman video media lokal.

Salah satu biksu yang menyerbu gedung itu memasang sebuah video di situs jejaring sosial yang direkam kelompok radikal Sinhale Jathika Balamuluwa (Tentara Nasional Sinhala), saat dia mendesak orang lain untuk bergabung dengannya dan menghancurkan tempat penampungan ini.

"Ini adalah teroris Rohingya yang membunuh biksu Buddha di Myanmar," kata biksu itu dalam pernyataannya sambil menunjuk ibu-ibu Rohingya yang tengah memeluk anak kecil.

Sebanyak 31 pengungsi warga etnis Rohingya diselamatkan angkatan laut Sri Lanka pada Mei, setelah ditemukan mengapung di sebuah kapal di perairan di utara pulau itu.

Pejabat mengatakan mereka akhirnya akan dipindahkan ke negara ketiga dan diizinkan tinggal di Sri Lanka sambil menunggu dokumen diproses.

Para biksu Buddha Sri Lanka memiliki hubungan dekat dengan rekan-rekan ultra-nasionalis mereka di Myanmar. Keduanya dituduh mendalangi kekerasan terhadap minoritas muslim di kedua negara ini.

Sekitar 430 ribu warga muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar dalam menghadapi gelombang kekerasan saat ini di Negara Bagian Rakhine.

Muslim Rohingya telah menjadi sasaran penganiayaan dan diskriminasi di negara mayoritas Buddha itu. Banyak yang melihat mereka sebagai imigran gelap dari Bangladesh, meski sebagian sudah berdomisili di Myanmar hingga ratusan tahun.

CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | YON DEMA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus