Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bila Nihil Hasil Camp David ...

Pertemuan Camp David tgl 5 september 1978 di Washington yang diprakarsai oleh Jimmy Carter dalam usaha damai di timur tengah dihadiri oleh presiden Sadat dan perdana menteri Begin.(ln)

16 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sama sekali tidak ada alasan untuk optimis secara berlebihan, tapi juga tidak ada alasan untuk putus asa. -- Presiden Carter 4 September 1978 DILINGKARI oleh dua lapis pagar yang dialiri listrik, dipatroli secara rapi oleh pasukan marinir dan ranger, Camp David betul-betul merupakan tempat yang ideal bagi pertemuan penting yang bermula pada tanggal 5 September yang lalu. Dari dalam tempat peristirahatan kepresidenan itu dilaporkan terciptanya suasana santai antara Presiden Carter (tuan rumah), Perdana Menteri Begin dan Presiden Sadat. Pertemuan yang berlangsung atas prakarsa Carter ini diharapkan oleh Washington akan merupakan jalan keluar bagi kebuntuan perundingan damai dan langsung antara Mesir dan Israel yang dimulai oleh Sadat di Yerussalem Nopember tahun silam. Sampai awal pekan ini, dari dalam ruang pertemuan penting itu masih belum juga terdengar sesuatu kesepakatan. Para wartawan --yang berada 7 mil dari tempat pertemuan -- tidak berhasil mendapatkan bocoran. Sumber terbuka satu-satunya adalah Judy Powell, juru bicara resmi untuk pertemuan itu. Dan keterangan penting satu-satunya dari Powell pekan silam adalah. "Presiden Carter adalah peserta aktif dalam pertemuan ini." Sudah itu, sidang ditunda selama 3 hari, dengan alasan yang sama: untuk beribadah. Tanggal 8, hari Jumat bagi Sadat. Tanggal 9 hari Sabbath bagi Begin. Tanggal 10 hari Minggu bagi Carter. Perkampungan Yahudi Tapi pernyataan singkat Powell itu menjadi amat menarik karena ternyata hasrat Sadat agar Carter menjadi peserta aktif dan tidak hanya sekedar "perantara" -- sebagai yang diingini oleh Begin --telah disetujui oleh Presiden Amerika itu. Karena dari dalam Camp David tidak diperoleh apa-apa, para wartawan menoleh ke Kairo dan Yerussalem. Dari kedua ibukota ini mereka mencoba mendapatkan gagasan-gagasan yang masing-masing dibawakan oleh para peserta KTT tersebut. Dikabarkan bahwa Sadat masih terus bertahan dengan gagasan yang dulu dibawa oleh delegasi Mesir ke pertemuan tingkat menteri yang gagal di Leed Castle (Inggeris) beberapa pekan silam. Dalam gagasan itu Israel diminta meninggalkan wilayah Arab yang didudukinya (Gaza dan tepian Barat sungai Yordan) melalui suatu periode waktu yang disetujui bersama. Israel yang meminta konsesi lebih banyak -- perubahan peta, perkampungan Yahudi di wilayah Arab -- menolak gagasan Mesir itu. Menjelang KTT Camp David, di tengah-tengah usaha Amerika untuk meredakan ketegangan Yerussalem-Kairo, kecurigaan antara mereka yang saling bermusuhan itu toh tetap terjadi. Mesir secara terang-terangan menuduh Israel akan terus mengulur waktu. Sedang bagi Sadat, "pertemuan Camp David akan merupakan kesempatan terakhir untuk memperoleh damai di Timur Tengah." Kata Sadat sebelum berangkat "Jika pertemuan kali ini gagal, suatu permusuhan yang tak henti-hentinya akan mengancam wilayah ini." Fahd Melangkah? Kalangan Arab -- simpatisan Sadat ataupun yang anti -- nampak sama-sama tidak terlalu optimis terhadap Camp David. Mungkin karena itulah maka mereka kini sedang bicara mengenai kemungkinan menggunakan minyak sebagai senJata ampuh. Kata salah seorang di antara pembesar Arab itu: "Melawan Israel dengan senjata konvensionil sekarang ini terang tidak mungkin. Mereka lebih unggul setelah Mesir tak memperoleh apa-apa dari Rusia. Sedang Suria lagi sibuk di Libanon saja." Yang mengkhawatirkan dalam urusan minyak ini adalah peranan Pangeran Fahd dari Saudi Arabia. Orang kuat Saudi ini kabarnya telah menjadi pemrakarsa dalam menekan Washington agar tidak tunduk dan terlalu memberi konsesi kepada Israel. Presiden Sadat sebelum berangkat ke Camp David - kabarnya memberikan tanda persetujuan kepada prakarsa Fahd itu. Sedang Iran -- yang sejak lama mendesak untuk menaikkan harga minyaknya, sebagai akibat dari merosotnya dollar -- sudah terang-terangan gembira melihat langkah Fahd tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus