Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cerita Petisi Pencabutan Gelar Pangeran William yang Viral: Dianggap Meremehkan Warga Wales

Petisi yang mendukung pencabutan gelar Pangeran William pertama kali diunggah di Change.org pada 2022 dan ramai kembali setelah ditandatangani lebih dari 42 ribu orang.

3 Februari 2025 | 11.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pangeran William berkunjung ke Lower Blakemere Farm, sebuah Duchy Focus Farm di Hereford, Inggris, 28 Januari 2025. Reuters/Jacob King/Pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak lebih dari 42.000 orang telah menandatangani petisi yang meminta pencabutan gelar Pangeran William sebagai Pangeran Wales.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Petisi ini dimulai oleh seorang warga Pontypridd, Wales bernama Trystan Gruffydd pada 2022, setelah Raja Charles III memberikan gelar tersebut kepada putranya, Pangeran William. Petisi ini memicu kontroversi yang mengangkat ketegangan sejarah antara Wales dan monarki Inggris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diunggah di Change.org, platform petisi terbesar di dunia, petisi ini dibuat dengan klaim bahwa gelar "Pangeran Wales" adalah penghinaan bagi Wales. Petisi ini menyatakan bahwa gelar tersebut menjadi simbol penindasan sejarah dan meremehkan status Wales sebagai sebuah negara dan bangsa yang merdeka, bukan sekadar wilayah dalam kerajaan Inggris.

Menurut petisi, sejak zaman Llywelyn the Last dan Pangeran Wales pemberontak, Owain Glyndwr, gelar tersebut telah dipegang oleh orang-orang Inggris sebagai simbol dominasi atas Wales. Hingga saat ini, Pangeran Wales yang berasal dari Inggris tidak memiliki hubungan nyata dengan Wales.

"Sejak penciptaannya, gelar Pangeran Wales adalah ejekan terhadap seluruh rakyat Wales," tulis salah satu komentar yang tertera di bawah petisi.

Tujuan Petisi

Dilansir dari Geo.tv, tujuan dari petisi ini adalah untuk menghapus gelar Pangeran Wales yang disandang oleh Pangeran William dan menggantinya dengan gelar yang lebih menghargai Wales sebagai negara dengan kedaulatan penuh.

Pendukung petisi menginginkan agar Wales diakui sebagai negara yang bebas dan bukan sekadar bagian dari kerajaan Inggris yang dipandang sebagai simbol dominasi.

Petisi ini mencerminkan perasaan banyak orang Wales yang merasa bahwa monarki Inggris tidak menghormati sejarah dan status politik Wales. Banyak yang berpendapat bahwa gelar Pangeran Wales seharusnya dihapus karena tidak relevan di zaman modern ini.

"Gelar Pangeran Wales adalah penghinaan terhadap bangsa kami," ungkap sejumlah orang yang mendukung petisi tersebut.

Tanggapan Istana

Hingga pekan lalu, Istana Buckingham belum memberikan tanggapan resmi terkait petisi tersebut. Meski demikian, kelompok anti-monarki seperti "Republic" telah merencanakan demonstrasi besar untuk memperjuangkan perubahan ini pada tahun 2025 ini. Mereka berencana mengadakan aksi pada Republic Day pada 10 Mei dan Trooping the Colour Protest pada 14 Juni 2025.

Gelar Pangeran Wales diberikan kepada Pangeran William setelah wafatnya Ratu Elizabeth II dan diharapkan akan diteruskan kepada Pangeran George, anak tertua Pangeran William, ketika ia menjadi raja. Protes terhadap gelar ini mencerminkan ketegangan yang lebih besar mengenai peran monarki Inggris di masa depan.

Petisi ini menjadi alat penting untuk mengungkapkan ketidakpuasan warga Wales terhadap simbol-simbol sejarah yang masih berhubungan dengan dominasi Inggris. Meskipun istana belum memberikan respons, protes ini menunjukkan adanya gerakan kuat di kalangan masyarakat Wales yang mendesak perubahan.

Petisi ini tidak hanya mencerminkan penolakan terhadap gelar yang dianggap sebagai warisan kolonial, tetapi juga sebuah tuntutan agar Wales diakui sebagai negara merdeka dengan haknya sendiri.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus